KAJIAN MORFOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI DUA VARIETAS BAYAM CABUT PADA KONDISI LINGKUNGAN BERCEKAMAN SALINITAS

SITORUS, JHONNI BARIS WIRADHARMA and Usman, Kris Joko Suharjo and Catur, Herison (2023) KAJIAN MORFOLOGI, ANATOMI, DAN FISIOLOGI DUA VARIETAS BAYAM CABUT PADA KONDISI LINGKUNGAN BERCEKAMAN SALINITAS. Masters thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
TESIS JHONNI OK - Jhonni Baris Wiradharma Sitorus.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Lahan pesisir pantai di sekitar lautan merupakan lahan salin. Lahan salin
adalah lahan yang memiliki kadar garam netral yang larut air, apabila berlebihan
akan menjadi kendala dalam budidaya tanaman. Keracunan garam pada tanaman
apabila tanaman menyerap garam dalam jumlah berlebihan. Cekaman salinitas
dapat mempengaruhi morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman terutama tanaman
sayuran bayam cabut. Upaya untuk memulihkan produktivitas lahan pesisir dapat
dilakukan dengan pemberian bahan organik. Namun belum diperoleh data dosis
bahan organik yang terbaik dalam mengurangi dampak salinitas terhadap sayuran
bayam cabut. Tujuan penelitian ini adalah (1) menetapkan LC50 salinitas pada
tanaman bayam cabut, (2) Mengkaji perubahan morfologi, anatomi, dan fisiologi
tanaman bayam cabut pada kondisi lingkungan bercekaman salinitas, (3)
Mengkaji perubahan morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman bayam cabut pada
kondisi lingkungan bercekaman salinitas dengan dosis bahan organik.
Penelitian dilakukan di rumah plastik pada Balai Pelatihan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia, Komplek ADC/LDC Desa
Marga Sakti Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi
Bengkulu selama 7 bulan dari Januari 2022 sampai dengan Juli 2022. Keadaan
rumah plastik selama penelitian sudah memenuhi syarat optimum untuk
pertumbuhan tanaman bayam cabut seperti lahan rumah plastik bebas dari
organisme pengganggu tanaman dan gulma, suhu ruangan rata-rata 25oC-28oC,
kelembaban udara rata-rata 60-80%, dan air hujan tidak mempengaruhi
konsentrasi NaCl perlakuan salinitas.
Penelitian dilakukan dengan tiga percobaan. Percobaan pertama adalah
penetapan Lethal Concentration 50 (LC50) untuk mengetahui konsentrasi NaCl
yang mengakibatkan 50% tanaman bayam cabut mengalami kematian. Percobaan
memakai Rancangan Acak Lengkap faktor tunggal (konsentrasi garam) terdiri 8
perlakuan dari 0 (tanpa NaCl), 2.000, 4.000, 6.000, 8.000, 10.000, 12.000, dan
14.000 ppm. Percobaan dilakukan pada varietas tanaman bayam merah dan bayam
hijau dengan ulangan sebanyak 3 kali dengan masing-masing 10 tanaman untuk
bayam merah total 240 tanaman dan bayam hijau juga diperoleh total 240
tanaman.
Percobaan kedua dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan dua faktor. Varietas tanaman bayam (V) sebagai faktor
pertama dibagi dua taraf, yaitu bayam merah cabut, bayam hijau cabut.
Konsentrasi NaCl (K) sebagai faktor kedua diperoleh dari LC50 hasil percobaan
pertama dibagi tiga taraf yaitu 0 (kontrol), ½ dosis LC50 dan full dosis LC50.
Ulangan percobaan dilakukan sebanyak 11 kali sehingga diperoleh 66 unit
percobaan, disetiap unit percobaan ditanami 2 tanaman sehingga total 132
tanaman.
Percobaan ketiga menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
dengan dua faktor. Faktor pertama adalah Bahan organik (B) dengan empat taraf,
yaitu: 0, 20, 40, 60 g tiap pot. Faktor kedua adalah Konsentrasi larutan garam (K)
hasil LC50 percobaan pertama dibagi tiga taraf, yaitu kontrol (tanpa NaCl) ; 1/2
dosis LC50; Full dosis LC50. Percobaan dengan 11 kali ulangan untuk bayam
merah sehingga diperoleh 132 unit percobaan dan setiap unit percobaan ditanami
2 tanaman sehingga total 264 tanaman.
Hasil analisis varians terhadap variabel pengamatan pada percobaan
pertama menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi NaCl berpengaruh nyata
terhadap jumlah tanaman mati, bobot segar tanaman dan bobot kering tanaman.
Pada varietas tanaman bayam hijau 28 hari setelah tanam (HST) belum ditemukan
jumlah tanaman mati sebanyak 50% sehingga tidak dapat ditentukan LC50. Jumlah
tanaman bayam hijau yang mati pada 28 HST tertinggi sebesar 43,33% pada
konsentrasi NaCl 12.000 ppm dan terendah sebesar 0% pada konsentrasi NaCl
6.000 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman bayam hijau termasuk tanaman
yang tahan pada cekaman salinitas tinggi. Pada 28 HST jumlah tanaman mati
varietas tanaman bayam merah diperoleh dengan kematian tertinggi sebesar
76,7% pada konsentrasi NaCl 10.000 ppm dan terendah sebesar 3,3% pada
konsentrasi NaCl 0 ppm. Data ini dijadikan untuk analisis data penetapan Lethal
Concentration 50 (LC50) pada tanaman bayam merah dan diperoleh hasil LC50
pada konsentrasi NaCl 9.067,497 ppm. Hasil LC50 konsentrasi NaCl 9.067,497
ppm digunakan untuk percobaan kedua dan ketiga.
Hasil analisis varians variabel pengamatan percobaan kedua menunjukkan
bahwa perlakuan konsentrasi NaCl berpengaruh nyata terhadap semua variabel
yang diamati kecuali variabel jumlah stomata dan kandungan K tanaman
menunjukkan pengaruh tidak nyata. Perlakuan dua varietas tanaman bayam cabut
menunjukkan pengaruh nyata terhadap semua variabel pengamatan kecuali pada
variabel Electrical Conductivity (EC), jumlah stomata, panjang bukaan stomata
dan kandungan Na tanaman menunjukkan pengaruh tidak nyata. Interaksi
perlakuan konsentrasi NaCl dan dua varietas tanaman bayam cabut menunjukkan
pengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati kecuali pada variabel
jumlah stomata, panjang bukaan stomata, Electrical Conductivity (EC),
kandungan natrium jaringan tanaman dan kandungan kalium jaringan tanaman
menunjukkan pengaruh yang tidak nyata. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa pada kondisi lingkungan bercekaman salinitas, tanaman bayam hijau
memiliki morfologi, anatomi, dan fisiologi yang lebih baik daripada tanaman
bayam merah.
Hasil analisis varians terhadap variabel yang diamati pada percobaan
ketiga pemberian bahan organik pada kondisi lingkungan bercekaman salinitas
bahwa perlakuan konsentrasi NaCl memberikan pengaruh nyata terhadap semua
variabel yang diamati kecuali jumlah stomata, panjang bukaan stomata, lebar
bukaan stomata dan kandungan K tanaman. Perlakuan dosis bahan organik
memberikan pengaruh nyata terhadap semua variabel yang diamati kecuali jumlah
stomata, panjang bukaan stomata dan Electrical Conductivity (EC). Interaksi
perlakuan konsentrasi NaCl dengan dosis bahan organik memberikan pengaruh
nyata terhadap semua variabel yang diamati kecuali EC, jumlah stomata, panjang
bukaan stomata, lebar bukaan stomata, kandungan Na tanaman. Pemberian dosis
bahan organik 20 g pada kondisi lingkungan bercekaman salinitas diperoleh hasil
terbaik pada morfologi, anatomi, dan fisiologi tanaman bayam merah jika
dibandingkan dengan pemberian dosis bahan organik 0, 40, dan 60 g. Hal ini
membuktikan bahwa bahan organik pada dosis yang tepat merupakan amelioran
yang baik dalam menurunkan dampak salinitas terhadap tanaman bayam merah.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agroecotechnology
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 27 Aug 2025 01:41
Last Modified: 27 Aug 2025 01:41
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/24059

Actions (login required)

View Item
View Item

slot gacor terbaik

slot gacor terpercaya

Situs Resmi Bisawd

slot gacor 4d

Slot Terpercaya

Slot Gacor bet 200