KARAKTERISASI MORFOFISIOLOGI DAN BIOKIMIA PENCIRI KETAHANAN TERHADAP CEKAMAN SALINITAS PADA BAWANG MERAH

ANUGRAH, DIANA EUREKA and Marlin, Marlin and Sigit, Sudjatmiko (2023) KARAKTERISASI MORFOFISIOLOGI DAN BIOKIMIA PENCIRI KETAHANAN TERHADAP CEKAMAN SALINITAS PADA BAWANG MERAH. Masters thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
TESIS-DIANA EUREKA ANUGRAH-E2J021005 - diana eureka.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Optimalisasi lahan pertanian bersalinitas tnggi menjadi perhatian
sehubungan dengan semakin meluasnya lahan salin terutama didaerah pesisir,
karena terdampak langsung terhadap kuantitas dan kualitas produksi tanaman
hortikultura.hal ini khususnya relavan untuk tanaman yang sensitive terhadap
garam seperti bawang merah. morfologi, fisiologi dan biokimia bawang merah
dipengaruhi oleh cekaman garam. Pertimbingan batasan sensitivitas bawang
merah memainkan peran penting dalam pemilihan jenis tanaman yang dapat
dibudidayakan di daerah salin. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
nilai konsentrasi letal 20 (LC20) dan 50 (LC50) pada Tahap I serta
mengkarakterisasi morfofisiologi dan biokimia ketahanan cekaman garam pada
bawang merah pada Tahap II.
Penelitian dilakukan di fasilitas Rumah Kaca Jurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian dilaksanakan 5 bulan yaitu
bulan Januari samai Februari 2023 untuk Tahap I yang menggunakan metode
penanaman hidroponik Wick System tray, sedangkan Tahap II berlangsung pada
bulan April hingga Juni 2023 dan fokus pada penelitian hidroponik Wick System
polybag. Di dalam rumah kaca, suhu udara berkisar antara 25oC-28oC, sedangkan
kelembaban udara rata-rata berada pada kisaran 60% hingga 80%. Selain itu,
rumah kaca memberikan perlindungan terhdapa curah hujan sehingga memastikan
perlakuan salinitas pada bawang merah tetap tidak terpengaruh oleh perubahan
kandungan NaCl.
Tujuan dari studi Tahap I adalah untuk memastikan konsentrasi letal 20
(LC20) dan 50 (LC50) dan untuk mempelajari karakteristik morfologi bawang
merah ketika mengalami cekaman salinitas. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap faktorial dengan faktor utama adalah
konsentrasi NaCl. secara spesifik, konsentrasi yang digunakan adalah S1: 100
mM, S2: 150 mM, S3: 200 mM, dan S4: 250 mM. Faktor kedua terdiri dari tujuh
varietas bawag merah terdiri dari V1: Birma Padang, V2: Bauji, V3: Thailand, V4:
Tajuk, V5: Solok Sakato, V6: Surian, V7: Batu Ijo Medan. Penenlitian ini
mencakup total 28 kombinasi perlakuan dengan masing-masing perlakuan terdiri
dari satu tray yang mewakili satu varietas bawang merah yang memiliki 12
tanaman. dengan demikian, jumlah tanaman bawang merah yang ditanam untuk
setiap varietas berjumlah 48 tanaman, sehingga total keseluruhan adalah 336
tanaman bawang merah.
Tujuan dari penelitian Tahap II adalah untuk mengetahui ciri-ciri
morfofisiologi dan biokimia dari tujuh varietas bawang merah ketika mengalami
cekaman salinitas pada tingkat konsentrasi letal 20 (LC20) dan 50 (LC50), seperti
yang diidentifikasi dalam studi Tahap I sebelumnya. Faktor pertama dalam Tahap
ini terdiri dari tingga tingkat konsentrasi NaCl yang berbeda yaitu 0 mM, 153 mM
(LC20) dan 232 mM (LC50). Faktor kedua terdiri dari tujuh jenis bawang merah
yaitu V1: Birma Padang, V2: Bauji, V3: Thailand, V4: Tajuk, V5: Solok Sakato, V6:
Surian, V7: Batu Ijo Medan. Penelitian ini mencakup 21 kombinasi perlakuan
vi
yang masing-masing diulang sebanyak tiga kali sehingga menghasilkan total 63
satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari satu polybag yang berisi dua
tanaman bawang merah.
Hasil dari percobaan Tahap I menunjukkan bahwa terdapat variasi LC20 dan
LC50 pada berbagai varietas bawang merah. Nilai LC20 masing-masing varietas
adalah sebagai berikut : Birma Padang 180 mM, Bauji 202 mM, Tajuk 161 mM,
dan Batu Ijo medan 112 mM. Dalam penelitian ini, nilai LC50 untuk setiap varietas
Birma Padang, Bauji, Thailand, Tajuk, Solok Sakato, Surian dan Batu Ijo Medan
berturut-turut adalah 263 mM, 269 mM, 285 mM, 215 mM, 147 mM, 208 mM
dan 196 mM. Konsentrasi perlakuan yang digunakan pada Tahap II ditentukan
berdasarkan nilai rata-rata konsentrasi letal dengan LC20 sebesar 152 mM dan
LC50 sebesar 232 mM. Hasil analisis varian menunjukkan variasi yang berbeda
dalam atribut morfologi termasuk tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah anakan,
panjang akar, bobot segar tajuk, bobot segar akar, bobot kering tajuk dan bobot
kering akar.
Hasil yang diperoleh dari penelitian Tahap II menunjukkan perbedaan
karakter morfofisiologis yang diwakili variabel jumlah stomata, kepadatan
stomata, luas daun, klorofil a, klorofil b, klorofil total, prolin, malondialdehid
serta parameter panen seperti kualitas, jumlah umbi/ tanaman, diameter umbi/
tanaman, dan bobot segar umbi/tanaman. berdasarkan uji stress toleran indeks
(STI), pada konsentrasi 152 mM menunjukkan varietas Surian tergolong dalam
kategori toleran. Varietas Birma Padang, Bauji, Tajuk dan Solok menunjukkan
tingkat kelas agak toleran, sedangkan varietas Thailand dan Batu Ijo Medan
menunjukkan kepekaan. Kelas toleran meliputi varietas Birma Padang, Bauji,
Solok Sakato, dan Surian yang diberikan perlakuan salin pada konsentrasi LC50
232 mM. Varietas Thailand menunjukkan tingkat toleransi sedang sekaligus
menunjukkan kepekaan terhadap Tajuk dan Batu Ijo Medan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agroecotechnology
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 27 Aug 2025 02:17
Last Modified: 27 Aug 2025 02:29
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/24067

Actions (login required)

View Item
View Item