PENGARUH POLA TANAM DAN PENGGUNAAN MULSA TERHADAPPENAMPILAN GULMA, JAGUNG MANIS DAN KACANG TANAH

Pertanian organik merupakan system pertanian yang tidak menggunakan bahanbahan kimia sintetik pada pelaksanaannya. Pertanian organik memiliki kendala gulma yang
lebih banyak jika dibandingkan pertanian yang menggunakan kimia sintetik. Penggunaan
pola tanam dan mulsa organik diharapkan mampu menekan laju pertumbuhan gulma dan
meningkatkan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jenis mulsa dan
pola tanam terbaik dalam menekan pertumbuhan gulma, meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman serta mendapatkan kombinasi terbaik antara pola tanam dan jenis mulsa
dalam menekan pertumbuhan gulma dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2018, dilahan Laboratorium
Lapangan Agroekosistem Tertutup UNIB, Desa Air Duku, Kecamatan Selupu Rejang,
Kabupaten Rejang Lebong, pada ketinggian sekitar 1054 m dpl, dan merupakan lahan
bebas pestisida selama 9 tahun terakhir. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 2 faktor perlakuan, factor pertama pola tanam
(monokultur jagung manis, monokultur kacang tanah dan tumpangsari jagung manis dan
kacang tanah) dan factor kedua mulsa organik (mulsa jerami padi, mulsa kulit kopi, mulsa
sekam padi dan kontrol/tanpa mulsa). Data variabel yang diamati kemudian dianalisis
menggunakanan alisis varian (Anava) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola
tanam tumpangsari-mulsa jerami padi merupakan kombinasi terbaik dalam menekan
pertumbuhan gulma dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Mulsa jerami padi
merupakan mulsa terbaik dalam menekan gulma dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman.