PENGARUH GRADE DAN KONSENTRASI ASAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAMBANG LANANG (Michelia champaca L)

Naibaho, Emmawaty Albertus and Edi, Suharto and Deselina, Deselina (2020) PENGARUH GRADE DAN KONSENTRASI ASAP CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT BAMBANG LANANG (Michelia champaca L). Other thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
skripsi emma.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (3MB)

Abstract

Bambang lanang merupakan jenis pohon penghasil kayu pertukangan yang pada
awalnya hanya dikembangkan oleh orang Lintang yang tinggal di Muara Pinang, Pendopo,
Ulu Musi dan Talang Padang di Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan
sejak kira-kira 100 tahun yang lalu. Kini jenis bambang lanang sudah menyebar diluar
Kabupaten Empat Lawang, tepatnya di Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat, Musi Rawas,
Muara Enim, Ogan Komering Ulu (UKO), OKU Selatan, bahkan sampai di Provinsi
Lampung dan Bengkulu. Sebaran alami bambang lanang adalah di India, dan menyebar di
Asia Selatan hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Tanaman bambang lanang
tumbuh pada kisaran antara 600-2000 mdpl, namun dapat dijumpai pula pada ketinggian
yang lebih rendah, dengan suhu rata-rata tahunan berkisar antara 7-380 C.
Salah satu upaya meningkatan kualitas tanaman dapat dicapai dengan
memperhatikan penggunaan bahan yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Bahan
yang berfungsi sebagai hormon (Basri, 2010) atau yang dapat memberikan efek
perangsang pertumbuhan tanaman salah satunya yaitu asap cair. Asap cair atau cuka kayu
merupakan cairan warna kuning kecoklatan/coklat kehitaman yang diperoleh dari hasil
samping pembuatan arang (Komarayati, 2011 dan Nurhayati, 2007). Kandungan utama
asap cair adalah senyawa fenol, benzopiren, dan beberapa asam organik yang memiliki
pengaruh terhadap tanaman. Penelitian asap cair dalam meningkatkan pertumbuhan
tanaman telah banyak dilakukan, khususnya pada tanaman pertanian.
Bibit bambang lanang (Michelia champaca L) diberi perlakuan grade asap cair
(grade 2 dan grade 3) dengan berbagai konsentrasi asap cair yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8%.
Dimana perbedaan antara grade asap cair yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proses
pembuatan asap cair, kandungan asap cair, dan manfaat dari asap cair tersebut. Bibit
bambang lanang yang saya gunakan dalam penelitian ini berumur 1 bulan dan diambil dari
Taman Hutan Raya Rajalelo (Tahura). Dengan menggunakan asap cair lebih baik
dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia dari sisi kelestarian alam. Hal ini
dikarenakan asap cair berasal dan bersifat organic/alami.
Penelitian ini terdiri dari beberapa tahap yaitu pembuatan media tanam, penanaman
bibit bambang lanang dan peminadahan bibit ke pembibitan di Persemaian Jurusan
Kehutanan Universitas Bengkulu. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap
faktorial. Terdiri dari 2 faktor dengan 5 perlakuan perbedaan konsentrasi asap cair (0%,
2%, 4%, 6%, 8%) dengan setiap perlakuan terdiri dari 5 ulangan dan total 50 unit tanaman.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bibit bambang lanang
(Michelia champaca L) dengan perlakuan konsentrasi 6% memberikan nilai rerata tinggi
yang paling baik, dan untuk interaksi yang paling baik dilakukan dengan menggunakan
grade asap cair 3 dengan taraf konsentrasi 6 % akan memberikan pertumbuhan tinggi yang
paling baik. Pada parameter nilai kekokohan semai yang memberikan nilai terbaik yaitu
pada perlakuan grade asap cair 3 dengan taraf konsentrasi 6%

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Forestry
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 02 Sep 2025 02:52
Last Modified: 02 Sep 2025 02:52
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/24185

Actions (login required)

View Item
View Item