PENERAPAN SANKSI ADAT BETUNA’AN NGELANGKAHI KAKAK KANDUNG MENURUT HUKUM ADAT SERAWAI DI KABUPATEN SELUMA (Studi Kasus Di Desa Air Periukan Kecamatan Air Periukan Kabupaten Seluma)

Dalam masyarakat adat Serawai, betuna'an merupakan istilah yang digunakan
untuk seseorang yang melangkahi saudara kandungnya dalam urutan perkawinan,
dimana seorang adik menikah lebih dulu dari kakaknya. Pelanggaran terhadap
norma ini dianggap menyalahi adat istiadat dan akan dikenakan sanksi adat. Sanksi
yang dikenakan umumnya berupa sanksi moral dan sosial, seperti denda dalam
bentuk materi (barang atau uang), upacara adat, atau permintaan maaf secara
terbuka kepada pihak yang dilangkahi. Pelangkahan perkawinan diselesaikan secara
adat dan perlu dilaksanakan agar tidak menimbulkan konflik yang berkelanjutan
antara kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan penerapan sanksi adat betuna’an ngelangkahi kakak kandung
serta akibat hukum tidak dilaksankannya sanksi adat betuna’an ngelangkahi kakak
kandung menurut hukum adat Serawai di Kabupaten Seluma. Metode penelitian
hukum yang digunakan ialah penelitian empiris. Berdasarkan hasil penelitian,
diketahui bahwa penerapan sanksi adat betuna’an ngelangkahi kakak kandung
wajib diberikan kepada sang kakak yang akan dilangkahi perkawinan nya. Akibat
dari tidak dilaksanakannya sanksi adat ini ialah tertundanya perkawinan pada pihak
laki-laki dan pihak perempuan serta terjadi sengketa antara sang adik dan sang
kakak. Saran kepada Fungsionaris Adat desa Air Periukan untuk membentuk suatu
Peraturan Daerah tentang kumpulan hukum adat Serawai serta berperan aktif dalam
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai hukum adat
Serawai di Kabupaten Seluma.
Kata kunci : Sanksi Adat, Betuna’an, Adat Serawai