ANALISIS TATANIAGA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI SAWIT DALAM PENJUALAN TANDAN BUAH SEGAR (TBS) (STUDI KASUS: DESA SIBAK KECAMATAN IPUH KABUPATEN MUKOMUKO)

Perkebunan kelapa sawit menjadi sumber penghasilan utama di Desa Sibak.
Namun, komoditas ini memiliki pasar yang tergolong tidak fleksibel. TBS yang telah
dipanen harus segera diolah, buah yang tidak segera diolah akan mengalami kerusakan.
Oleh karena itu, petani harus melalui saluran tataniaga yang singkat dan efisien untuk
memaksimalkan kualitas TBS, hingga sampai di pabrik pengolahan. Dalam proses
pengambilan keputusan penjualan, terdapat faktor-faktor yang menjadi pertimbangan bagi
petani. Hasil keputusan tersebut diambil berdasarkan kebutuhan dan keuntungan yang akan
diperoleh.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis saluran tataniaga TBS kelapa sawit,
menganalisis distribusi TBS kelapa sawit, menganalisis efisiensi tataniaga TBS kelapa
sawit, dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam
penjualan TBS kelapa sawit di Desa Sibak. Metode pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling. Efisiensi tataniaga dianalisis dengan dua indikator, yaitu farmer share
dan cost benefit ratio, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penjualan
TBS dianalisis menggunakan Regresi Multinomial Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 saluran tataniaga di Desa Sibak
dengan distribusi terbesar ada pada saluran I (petani - pabrik) sebesar 60,49%, dengan
keseluruhan TBS mencapai pabrik. Saluran I merupakan saluran yang paling efisien
dengan nilai farmer share sebesar 100% dan nilai cost benefit ratio mencapai 5,52. Faktorfaktor dalam penelitian ini (harga TBS, produksi TBS, jarak kebun dari rumah ke lahan,
pengalaman bertani, dan kepemilikan sarana transportasi) berpengaruh signifikan secara
simultan. Namun, variabel yang berpengaruh signifikan secara parsial hanya variabel harga
TBS. Diharapkan petani di Desa Sibak dapat melihat value tertinggi yang akan didapatkan
dari penjualan di setiap saluran yang mereka pilih. Seperti saluran I yang memiliki posisi
tawaran harga yang tinggi, namun saluran ini lebih efisien bagi petani yang memiliki
sarana transportasi untuk langsung menuju pabrik.
Kata Kunci: Sistem Tataniaga, Kelapa Sawit, Regresi Multinomial Logistik.