ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PSAK 72

PSAK 72 merupakan standar akuntansi di Indonesia yang berlaku efektif sejak 1
Januari 2020. PSAK 72 secara resmi menjadi standar tunggal dan menggantikan seluruh
standar tentang pengakuan pendapatan sebelumnya, yaitu PSAK 23 mengenai
Pendapatan, PSAK 34 mengenai Kontrak Konstruksi, PSAK 44 mengenai Akuntansi
Aktivitas Pengembangan Real Estat, ISAK 10 mengenai Program Loyalitas Pelanggan,
ISAK 21 mengenai Perjanjian Konstruksi Real Estat, dan ISAK 27 mengenai Pengalihan
Aset dari Pelanggan. PSAK 72 mengubah prinsip pengakuan pendapatan dari rule based
menjadi principle based yang akan mengubah secara mendasar pengakuan dan pencatatan
pendapatan dalam laporan keuangan. Perubahan standar berdampak pada kinerja
keuangan perusahaan.
Tujuan penelitian ini untuk menguji apakah terdapt perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah penerapan PSAK 72. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 73 perusahaan konstruksi, properti & real estat, telekomunikasi dan
retail yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerapkan PSAK 72 sejak
Tahun 2020 dengan periode pengamatan 2018-2021. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji hipotesis. Data
dianalisis menggunakan SPSS versi 26 dengan Paired Sample T-test dan Wilcoxon
Signed Ranks Test.
Hasil penelitian menunjukan bahwa sesudah penerapan, rasio profitabilitas
(NPM, ROA, dan ROE), Rasio solvabilitas (DAR dan DER), dan Rasio likuiditas (CR
dan Current Ratio) menunjukan adanya perbedaan pada perusahaan yang diteliti.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan dan bahan evaluasi
untuk Dewan Standar Akuntansi Keuangan dalam melakukan penyusunan dan penetapan
standar akuntansi, khususnya tentang pendapatan. Untuk perusahaan diharapkan dapat
lebih siap dan memiliki strategi yang baik ketika menerapkan standar-standar baru
nantinya. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu, hanya meneliti pada sektor yang
diasumsikan terkena dampak PSAK 72, yaitu entitas yang memiliki kontrak jangka
panjang. Padahal tidak menutup kemungkinan bahwa di entitas sektor lain terdapat
kontrak jangka panjang. Oleh karena itu, penelitian ini belum bisa membuktikan secara
keseluruhan dampak perubahan kinerja keuangan atas penerapan PSAK 72 pada
keseluruhan sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia. Saran untuk penelitian selanjutnya
adalah memperluas penelitian dengan menambah sektor entitas, tidak hanya fokus pada
entitas yang diasumsikan terkena dampak PSAK 72. Sebaiknya meneliti pada semua
sektor yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia agar penelitian lebih akurat sehingga dapat
membandingkan semua sektor..
xi
Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Pendapatan, PSAK 72