Purba, Rizki Aulia and Edi, Suharto and Gunggung, Senoaji (2024) DAMPAK KONFLIK MANUSIA DAN GAJAH PADA ASPEK SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PADA DAERAH JELAJAH GAJAH SEBLAT. Other thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
Rizki Aulia Purba_E1B019044_KEHUTANAN - Syahru Ramadhan.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (3MB)
Abstract
Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan salah satu anggota dari
ordo Proboscidea yang terancam kelestariannya. Gajah ini juga merupakan satwa langka
yang sudah termasuk kedalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation
of Nature) dengan kategori kritis terancam punah. Gajah merupakan salah satu satwa yang
masuk dalam kategori Appendix 1 menurut CITES yang merupakan satwa liar dan tidak
boleh diperdagangkan secara internasional pada bagian tubuhnya karena gajah merupakan
satwa liar yang memiliki peran yang penting bagi keseimbangan ekosistem (Salsabila et
al., 2017).
Konflik satwa liar menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P. 48/MenhutII/2008 adalah konflik antara manusia dan satwa liar yang terjadi akibat adanya interaksi
negatif baik langsung maupun tidak langsung antara manusia dan satwa liar. Konflik yang
terjadi pada kondisi tertentu dapat merugikan semua pihak yang berkonflik. Konflik yang
terjadi cenderung menimbulkan sikap negatif manusia terhadap satwa liar, yaitu
berkurangnya apresiasi manusia terhadap satwa liar. Konflik yang dapat terjadi biasanya
melibatkan perebutan sumberdaya yang terbatas oleh manusia dan satwa liar pada suatu
daerah sehingga menyebabkan kerugian bagi satwa liar dan juga manusia (Dickman,
2010). Terjadinya konflik ini karena gajah keluar dari habitatnya sehingga memasuki lahan
pertanian hingga pemukiman masyarakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
adanya konflik gajah dan manusia yaitu adanya tumpang tindih kawasan budidaya dan
daerah jelajah gajah, sumper pakan yang kurang mencukupi, serta adanya aktivitas
manusia.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023 – Juli 2023 yang berlokasi di
Kabupaten Mukomuko dan Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu yang masuk ke
dalam delineasi daerah jelajah gajah seblat. Teknik penentuan jumlah sampel
menggunakan metode Quota sampling dan pengambilan sampel responden menggunakan
metode Accidental sampling. Metode pengumpulan data terdiri dari wawancara dan
dianalaisis secara deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitaif. Analisis deskriptif
kualitatif untuk mengidentifikasi dampak konflik, faktor penyebab terjadi konflik, serta
dampak sosial ekonomi akibat konflik. Analisis deskriptif kuantitatf digunakan untuk
menghitung estimasi nilai kerugian akibat konflik.
Karakteristik masyarakat penggarap lahan didominasi dengan kelas umur 46-65
tahun, lama tinggal <25 tahun, dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4-5 anggota
keluarga, pekerjaan petani dan wiraswasta, rata-rata pendapatan Rp.85.457.143,
pendapatan perkapita tergolong sejahtera dan luas lahan 270,1 Ha. Dampak yang
ditimbulkan dari konflik yang terjadi antara manusia dan gajah pada daerah jelajah gajah
seblat adalah kerusakan lahan perkebunan dan pondok yang berada di kebun masyarakat
akibat adanya aktivitas gajah serta rasa tidak nyaman untuk beraktivitas karena gajah dapat
datang sewaktu-waktu ke pemukiman. Upaya mitigasi konflik yang dilakukan oleh
masyarakat berupa tindakan mitigasi sementara. Tindakan mitigasi konflik atau
penanganan konflik yang dilakukan oleh masyarakat yaitu dengan membentuk kelompok
mitigasi gajah. Adapun tipe-tipe pengusiran yang dilakukan seperti membuat suara-suara
berisik, membakar mercon atau karbit, berteriak, dan membakar kayu
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
Date Deposited: | 15 Sep 2025 02:36 |
Last Modified: | 15 Sep 2025 02:36 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/24467 |