PENGARUH SKEPTISME PROFESIONAL, PENGALAMAN AUDITOR, KOMPETENSI DAN BEBAN KERJA TERHADAP KEMAMPUAN AUDITOR DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

Pada era globalisasi pada saat ini keberadaan dan peran profesi auditor
semakin diperhitungkan. Laporan keuangan perlu adanya pemeriksaan akuntan untuk
diyakini kebenarannya. Kasus kecurangan pemberian denda dan sanksi oleh BEI dan
OJK kepada garuda akibat kesalahan penyajian laporan keuangan oleh auditor dari
Garuda Indonesia dan kasus kecurangan lainnya membutuhkan peran dari BPK
sebagai lembaga pemeriksa tanggungjawab negara sebagaimana tercantum dalam
pasal 23 E UUD 1945 yang perannya sebagai auditor eksternal. Dengan begitu BPK
bertanggung jawab atas pemeriksaan pengelolaan keuangan negara termasuk dalam
mendeteksi adanya kecurangan.
Penelitian ini diulang kembali karena ada ketidakonsistenan hasil penelitian
dan permasalahan di wilayah ini yaitu pencapaian IKU BPK Palembang tahun 2021
yang belum tercapai dan menguji pengaruh skeptisme profesional, pengalaman
auditor, kompetensi dan beban kerja terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi
kecurangan. Teori yang digunakan adalah teori atribusi yang dikembangkan oleh
Fritz Heider (1958) yang berpendapat bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh
kombinasi antara kekuatan internal dan kekuatan eksternal. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Dengan menggunakan data primer yang
diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada auditor BPK Perwakilan Provinsi
Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan. Pengambilan sampel menggunakan teknik
sampel purposive sampling. Jumlah kuesioner yang disebarkan sebanyak 120
kuesioner, namun hanya sebanyak 72 kuesioner yang dapat digunakan. Data
dianalisis dengan menggunakan bantuan program SPSS statistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa skeptisme profesional, pengalaman
auditor, kompetensi berpengaruh positif terhadap kemampuan auditor dalam
mendeteksi kecurangan, sementara beban kerja berpengaruh negatif terhadap
kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada
auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bengkulu dan Provinsi Sumatera Selatan dalam
meningkatkan sikap skeptisme professional, pengalaman auditor, kompetensi dan
beban kerja, secara teoritis dapat mendukung teori atribusi yang menjadi bahan
acuan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor eksternal
dan internal auditor
vi
vii
Keterbatasan penelitian ini yaitu hanya memakai 2 tempat penelitian yaitu
BPK Bengkulu dan Sumatera Selatan belum mengeneralisasi semua tempat di
sumatera maupun Indonesia dan rata tata responden penelitian yaitu auditor pertama
yang mempunyai pengalaman 1-5 tahun.
Kata Kunci: Beban Kerja, Kemampuan Auditor dalam Mendeteksi Kecurangan,
Kompetensi, Pengalaman Auditor, Skeptisme Profesional