PERAN MEDIATOR ATR/BPN DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA SERTIPIKAT GANDA GUNA KEPASTIAN HUKUM (STUDI DI ATR/BPN KOTA BENGKULU)

Sengketa tanah akibat sertipikat ganda merupakan permasalahan kompleks yang
sering terjadi di Indonesia, termasuk di Kota Bengkulu. Konflik ini memengaruhi
kepastian hukum dan optimalisasi pemanfaatan tanah. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis peran mediator yang dilakukan oleh ATR/BPN dalam
menyelesaikan sengketa sertipikat ganda di Kota Bengkulu, mengevaluasi
hambatan yang dihadapi, serta merumuskan solusi yang dapat meningkatkan
efektivitas mediasi. Pendekatan yuridis empiris digunakan untuk mengidentifikasi
efektivitas proses mediasi berdasarkan data primer dan sekunder yang diperoleh
dari wawancara, observasi, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ATR/BPN memainkan peran strategis sebagai mediator melalui penerapan
mekanisme mediasi yang menekankan musyawarah untuk mufakat. Namun,
efektivitas mediasi sering kali terhambat oleh kurangnya pemahaman masyarakat
tentang mediasi, keterbatasan data administrasi pertanahan yang akurat, dan
kendala internal di tingkat kelembagaan ATR/BPN. Rendahnya tingkat
keberhasilan penyelesaian sengketa melalui mediasi, yang hanya menyelesaikan 3
dari 9 kasus dalam kurun waktu 2021–2024, mencerminkan perlunya peningkatan
kapabilitas mediator dan penguatan kebijakan terkait penyelesaian sengketa tanah.
Penelitian ini merekomendasikan strategi perbaikan, seperti peningkatan pelatihan
mediator, digitalisasi data pertanahan, serta edukasi publik tentang pentingnya
mediasi. Dengan implementasi rekomendasi ini, diharapkan ATR/BPN dapat
berkontribusi lebih optimal dalam menciptakan kepastian hukum dan keadilan
sosial bagi masyarakat
Kata Kunci: Mediasi, Sengketa Pertanahan, Sertipikat Ganda