PERAN STORYTELLING DALAM MENGEMBANGKAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA SDIT AL-HASANAH KOTA BENGKULU

Anak-anak membutuhkan pendidikan karakter untuk berkembang menjadi
orang dewasa yang bermoral, berakhlak, dan beretika. Ketika anak-anak masih
kecil dan dan kebutuhan perkembangan mereka masih terpenuhi, inilah saat terbaik
untuk memulai membangun karakter mereka. Metode storytelling merupakan salah
satu strategi mengembangkan pendidikan karakter pada anak yang dilakukan SDIT
Al-Hasanah kota Bengkulu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
peran storytelling dalam mengembangkan pendidikan karakter pada siswa SDIT
Al-Hasanah kota Bengkulu. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi dan
wawancara. Hasil penelitian ditemukan bahwa penanaman moral knowing melalui
storytelling kisah Nabi dan Rasul dilakukan dengan 3 tahap yaitu: 1) tahap
persiapan. Guru menyiapkan cerita yang akan digunakan dan menyampaikan alat
yang akan digunakan. 2) selama kegiatan storytelling dimulai guru menarik
perhatian anak dengan penggunaan ice breaking, kontak mata, gerak tubuh dan
ekspresi wajah. 3) saat cerita berakhir. Pada tahap ini guru mengevaluasi hasil dari
cerita. Melalui storytelling dapat menanamkan nilai-nilai karakter seperti religius,
empati, harga diri, cinta kebaikan, kontrol diri dan rendah hati kepada siswa. Moral
feeling, dengan memperlihatkan contoh secara langsung melalui storytelling siswa
dapat mengetahui mana perbuatan baik dan mana perbuatan yang tidak baik. Moral
action dengan pembiasaan membuat siswa memiliki rasa keinginan untuk
menerapkan dan meniru perilaku yang baik dalam cerita. Dalam penyampaian
storytelling dilakukan secara kreatif dengan metode yang bervariasi menyesuaikan
dengan karakteristik siswa serta adanya kerjasama antara guru dan orang tua dalam
mengembangkan pendidikan karakter siswa.