KECERNAAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PADA SAPI BALI YANG DISUPLEMENTASI ASAM HUMAT DAN HERBAL BERBASIS PAKAN LUMPUR SAWIT

Upaya pemerintah Indonesia mencapai swasembada daging, melalui peningkatan
kuantitas dan kualitas ternak dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Salah satu strategi
yaitu dengan menggunakan sapi Bali sebagai ternak lokal dan memanfaatkan limbah
pertanian yang melimpah seperti lumpur sawit (solid). Penggunaan limbah sebagai pakan
harus dioptimalkan melalui suplementasi pakan. Penggunaan herbal sebagai suplemen pakan
dapat merangsang proses pencernaan yang baik melalui peningkatan pertumbuhan bakteri
rumen, mengkombinasikan suplementasi herbal dengan bahan organik seperti asam humat
diduga mampu meningkatkan kecernaan dan efesiensi pakan. Asam humat merupakan zat
organik yang sering kali digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah, namun asam
humat dapat digunakan sebagai salah satu alternatif promotor pertumbuhan pada ternak. Di
luar negeri, asam humat telah banyak digunakan pada unggas, babi dan sapi perah. Oleh
sebab itu masih perlu dilakukan pengujian pada ternak lokal Indonesia, yang salah satunya
adalah sapi Bali.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kecernaan protein kasar dan serat kasar
pada Sapi Bali yang disuplementasi asam humat dan herbal berbasis pakan lumpur sawit.
Penelitian ini dilaksanakan di peternakan rakyat Desa Bukit Peninjauan 1, Kecamatan
Sukaraja, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, pada bulan Mei – Juni 2023. Analisis
sampel protein kasar dan serat kasar dilaksanakan di Laboratorium PAU Institut Pertanian
Bogor, Bogor. Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan pada setiap perlakuan. P0 : Kontrol (tanpa
herbal dan asam humat), P1 : herbal (Curcuma longa dan Melastoma malabathricum 0,05
gram/kg BB), P2 : herbal + asam humat 20 g/ekor, P3 : herbal + asam humat 40 g/ekor.
Variabel yang diamati adalah konsumsi protein kasar ransum, konsumsi serat kasar ransum
produksi feses protein kasar, produksi feses serat kasar serta pengukuran kecernaan protein
kasar dan serat kasar. Kemudian data dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA), apabila
terdapat perbedaan yang nyata dilakukan ujian lanjut dengan menggunakan Duncan’s
Multiple Range Test (DMRT). Data yang diperoleh melalui analisis ragam menunjukkan
bahwa perlakuan pemberian suplementasi herbal dan asam humat pada Sapi Bali
berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi protein kasar dan serat kasar serta
terhadap produksi feses protein kasar dan serar kasar tetapi berpengaruh sangat nyata
terhadap (P<0,01) kecernaan protein kasar dan serat kasar dengan nilai kecernaan secara
berurutan yang beriksar antara 54,3-64,9% dan 71,3-78,0%. Meskipun tidak berpengaruh
nyata terhadap konsumsi pakan, terdapat kecenderungan peningkatan nilai konsumsi pakan
jika dibandingkan dengan kontrol. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
pemberian suplementasi herbal atau herbal + asam humat dapat meningkatkan kecernaan
protein kasar. Selain itu, suplementasi herbal atau herbal + asam humat 20 g/ekor/hari efektif
dalam meningkatkan kecernaan serat kasar.