PENYELESAIAN PELANGGARAN ADAT SANGKAK MENCARI AYAM MELALUI MUSYAWARAH RAJO PENGHULU DI KELURAHAN RAWA MAKMUR PERMAI KOTA BENGKULU

Hukum adat beserta hak-hak tradisional masyarakat hukum adat
memperoleh pengakuan dan penghormatan dari negara, sebagaimana diatur
secara bersyarat dalam Pasal 18B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana Kota Bengkulu yang juga
menegaskan keberadaannya melalui penerapan Peraturan Daerah Nomor 29
Tahun 2003 tentang pemberlakuan dat Kota Bengkulu. Pemberlakuan
hukum adat di Kota Bengkulu masih kerap dilaksanakan salah satunya
dalam penyelesaian pelanggaran adat yang disebut Sangkak Mencari Ayam.
Menariknya dalam pelaksanaan sanksi adat pada pelanggaran adat Sangkak
Mencari Ayam ini beragam sesuai dengan tingkat keparahan perbuatan yang
dilakukan yaitu dengan menggunakan tanaman sedingin setawar dan
upacara adat disabo. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan kontribusi
pemikiran dalam penyelesaian pelanggaran adat serupa, khususnya terhadap
pelanggaran adat sangkak mencari ayam yang masih jarang diketahui oleh
masyarakat luas.Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap secara
mendalam proses penyelesaian pelanggaran adat melalui mekanisme
musyawarah adat serta mengidentifikasi permasalahan yang menjadi
hambatan dalam penyelesaian pelanggaran adat tersebut. Dengan demikian,
penyelesaian yang dilakukan melalui mekanisme adat dapat mencerminkan
nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman adat
istiadat.
Kata Kunci : Pelanggaran Adat, Penyelesaian Pelanggaran Adat,
Musyawarah Rajo Penghulu