PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KIMIAWI KOMPOS DARI BERBAGAI JENIS GULMA

Gulma merupakan tumbuhan yang adaptif dan dapat hidup di berbagai lingkungan.
Meskipun sering dianggap sebagai tanaman pengganggu, gulma memiliki potensi sebagai
bahan dasar pembuatan kompos karena mengandung unsur hara yang tinggi. Proses
humifikasi gulma menghasilkan asam humat dan asam fulvat yang bermanfaat untuk
memperbaiki kualitas tanah. Penelitian ini bertujuan menentukan kadar asam humat dan
asam fulvat pada kompos berbahan dasar gulma yang berbeda. Penelitian dilakukan dari
Februari hingga Mei 2024 di Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 jenis gulma yaitu alang-alang,
eceng gondok, tusuk konde, babandotan, paitan, dan senduduk dengan masing-masing
perlakuan menggunakan 3 ulangan, sehingga diperoleh 18 satuan percobaan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan kompos dari gulma yang berbeda memberikan pengaruh
nyata terhadap kadar asam humat, asam fulvat, C-organik, N- total, rasio C/N, dan pH.
Kadar asam fulvat tertinggi terdapat pada kompos babandotan (13,65%), dan terendah
pada kompos paitan (3,03%). Kadar asam humat tertinggi terdapat pada kompos paitan
(7,81%) dan terendah pada kompos eceng gondok (2,24%). Kompos babandotan
mengandung asam fulvat 3,5 kali lebih tinggi dibanding paitan, sedangkan kompos paitan
mengandung asam humat 2,49 kali lebih tinggi dibanding kompos eceng gondok.
Penelitian ini menunjukkan potensi gulma sebagai bahan kompos berkualitas tinggi,
khususnya dalam menghasilkan asam humat dan asam fulvat.