APLIKASI ASAM HUMAT DAN PUPUK ANORGANIK UNTUK MENINGKATKAN POPULASI MIKROBA TANAH DAN HASIL DUA VARIETAS KEDELAI DI ULTISOL

Kedelai merupakan salah satu bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat setiap
tahunnya. Produksi kedelai sangat dipengaruhi oleh ketersediaan lahan. Lahan yang
tersedia menentukan besar potensi produksi tanaman. Lahan kering di Indonesia
memiliki potensi untuk mengembangkan pertanian. Salah satu lahan kering yang
berpotensi yaitu jenis Ultisol. Permasalahan yang sering ditemukan di Ultisols yaitu
tanah yang miskin kandungan unsur hara, rendahnya kandungan bahan organik dan
populasi mikroba yang rendah sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan pemberian Asam humat dan
Pupuk Anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh
pemberian asam humat dan pupuk anorganik terhadap populasi mikroba tanah dan
hasil dua varietas kedelai di Ultisol.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2023 sampai dengan Juni 2024
di Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dan
Laboratorium Ilmu Tanah Universitas Bengkulu Kecamatan Muara Bangkahulu, Kota
Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL)
dua faktor dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah varietas ( V1 = Willis, V2 =
Anjasmoro,) sedangkan faktor kedua adalah ( M1 = Asam Humat, M2 = Pupuk
Anorganik , M3 = Kontrol).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi Asam Humat sesuai dosis 8L/ha
dapat meningkatkan populasi mikroba tanah sebesar 276,57 (x106 CFU/g) lebih tinggi
dibandingkan dengan Pupuk Anorganik 109,33 (x106 CFU/g) dan Kontrol 117,11
(x106 CFU/g). Varietas Anjasmoro memiliki kemampuan adaptasi lebih baik
dibandingkan dengan varietas Willis yang ditunjukkan bobot biji 16,94 g.