KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA PERMUKAAN TANAH DI KAWASAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT (TNKS) DESA TAMBANG SAWAH KECAMATAN PINANG BRLAPIS KABUPATEN LEBONG, PROVINSI BENGKULU

Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat melimpah sehingga
menjadikannya salah satu pusat keanekaragaman hayati terkemuka di dunia. Indonesia
menempati posisi kedua diantara negara-negara yang mempunyai kelimpahan berdasarkan
potensi keanekaragaman hayat yang dimiliki. Keanekaragaman hayati secara umum terdiri
dari ratusan jenis, salah satunya adalah Filum Arthropoda belum semua jenis serangga
tanah telah terindentifikasi secara spesifik..
Filum Arthropoda di lingkungan tanah sangat tergantung pada ketersediaan sumber
makanan seperti bahan organik dan biomassa yang memainkan peran penting dalam
kelangsungan hidup. Ketersediaan sumber makanan memiliki dampak positif pada
ekosistem karena interaksi biota tanah memegang peran kunci dalam proses dekomposisi.
Keberadaan Filum Arthropoda dalam ekosistem hutan menjadi faktor penentu dalam
menjaga keseimbangan ekosistem.
Keanekaragaman Arthropoda permukaan tanah di Kawasan Taman Nasional
Kerinci Seblat Desa Tambang Sawah Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong
Provinsi Bengkulu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2024. Lokasi
penelitian adalah di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Desa Tambang
Sawah Kecamatan Pinang Berlapis Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu. Data yang
diambil di lapangan adalah Arthropoda permukaan tanah, suhu, kelembaban, pH tanah dan
curah hujan.
Hasil penelitian tentang keanekaragaman arthropoda permukaan tanah di Desa
Tambang Sawah Kecamatan Pinang Berlapis Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu pada
4 tipe tutupan lahan yaitu Hutan Primer, Hutan Sekunder, Kebun Kopi dan Semak/Belukar
ditemukan sebanyak 1.303 individu. Filum Arthropoda yang ditemukan terdiri dari 7 Ordo,
10 Famili dan 20 Spesies. Speseies paling banyak ditemukan yaitu Petarechina longicornis
dengan jumlah 279 individu sedangkan spesies paling sedikit yaitu Gelastocoris oculattus
berjumlah 1 individu. Famili paling banyak ditemukan adalah Famili Formicidae dengan
jumlah 1.043 individu dan Famili Gelastocoridae hanya terdapat 1 individu. Indeks
keanekaragaman pada lokasi penelitian paling tinggi adalah pada hutan primer sebesar 2,55
dan terendah adalah semak/belukar 1,69. Indeks Kesamaan paling tinggi antara hutan
primer dan hutan sekunder 88% dan terendah antara kebun kopi dan semak belukar 46%.
Faktor lingkungan pada lokasi penelitian memiliki kondisi yang sesuai dengan
keberadaan Filum Arthropoda yakni suhu 22,3 oC -28,5 oC, Kelembaban dari 72% -88%
dan Ph tanah 5,9 - 6,8. Untuk penelitian yang akan datang jumlah sampel diperbanyak
untuk mewakili tutupan lahan di lokasi penelitian sehingga ada kemungkinan jenis spesies
yang baru. Pada saat melakukan penelitian tentang Arthropoda sebaiknya dilakukan
Determinasi agar spesies yang ditemukan lebih spesifik dan diharapkan menggunakan alat
yang lebih baik untuk dokumentasi