ANALISIS PEMASARAN TELUR DAN BIBIT ITIK TALANG BENIH KLASTER MAJU BERSAMA DI KELURAHAN TALANG BENIH KECAMATAN CURUP KABUPATEN REJANG LEBONG

Peternakan unggas merupakan salah satu jenis peternakan yang memiliki potensi
besar dan banyak dikembangkan di Indonesia karena produksi daging dan telurnya yang
tinggi sehingga dapat memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat. Itik merupakan
salah satu jenis unggas yang dapat memasok nutrisi hewani kepada masyarakat melalui
daging dan telur. Itik memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih baik dibandingkan unggas
lainnya, oleh karena itu mereka tidak rentan terhadap infeksi berbagai penyakit sehingga
menurunkan kemungkinan kematian. Oleh karena itu, para peternak lebih memilih itik untuk
dibudidayakan. Pemasaran merupakan tahap akhir dari siklus usaha peternakan, dimana
produsen menjual barangnya kepada konsumen secara langsung atau melalui perantara.
Efisiensi pemasaran sangat penting bagi peternak dan pelaku pemasaran untuk
memaksimalkan keuntungan. Saluran pemasaran yang tidak efisien atau terlalu panjang
mengakibatkan perbedaan harga yang tidak menguntungkan untuk petani dan pembeli,
dikarenakan konsumen menanggung biaya pemasaran yang besar sehingga membayar
dengan harga yang tinggi. Sementara itu, petani menerima harga yang relatif rendah jika
dibandingkan dengan pedagang yang menjual barang dagangannya langsung ke konsumen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui saluran pemasaran, besarnya margin
pemasaran, farmer share, dan efisiensi pemasaran pada Klaster Maju Bersama di Kelurahan
Talang Benih Kecamatan Curup Kabupaten Rejang Lebong. Penelitian ini dilakukan pada
bulan November hingga bulan Desember 2023 dengan metode survey. Variabel yang
diamati terdiri dari karakteristik pelaku pemasaran, produk yang dipasarkan, saluran
pemasaran, biaya pemasaran, margin pemasaran, farmer share dan efisiensi pemasaran.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 2 saluran pemasaran. Saluran I terdiri dari
peternak ke konsumen, dengan memiliki margin pemasaran Rp. 0, farmer share sebesar
100%, dan efisiensi pemasaran sebesar 0%. Saluran II terdiri dari peternak, ke pedagang
pengecer, hingga konsumen, dengan memiliki margin pemasaran sebesar Rp. 701.000,
farmer share sebesar 83,3%, dan efisiensi pemasaran sebesar 4,1%. Efisiensi saluran
pemasaran I dan II menunjukan efisiensi (0-33%)
(Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)