STUDI PEMANFAATAN ABU CANGKANG KEONG MACAN (Babylonia spirata) DAN ABU AMPAS TEBU (Saccharum officinarum L.) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN MORTAR

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan abu cangkang keong
macan (ACKM) dan abu ampas tebu (AAT) terhadap kuat tekan mortar, serta untuk
mengetahui pengaruh perendaman mortar terhadap kuat tekan mortar. ACKM diperoleh
dari hasil kalsinasi serbuk cangkang keong macan pada suhu 900°C selama 2 jam,
sedangkan AAT diperoleh dari hasil kalsinasi pada suhu 700°C selama 2 jam. Instrumen
X-ray Fluorescence Spectrometry (XRF) digunakan untuk mengetahui kadar CaO pada
ACKM dan kadar SiO2 pada AAT. Hasil XRF kadar CaO pada ACKM sebesar 98,1% dan
kadar SiO2 pada AAT sebesar 71,8%. Adonan mortar dibuat dalam campuran penambahan
ACKM dan AAT dengan persentase 0%, 8%, 12%, dan 16%. Kemudian mortar direndam
pada air biasa (masa curing) selama 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Untuk mortar yang
direndam di lingkungan uji, lingkungan asam (larutan HNO3 pH = 4); lingkungan basa
(larutan NaOH pH = 11); dan lingkungan garam (air laut salinitas = 3,1%); penambahan
perendaman dilakukan selama 5 hari. Hasil pengujian menunjukan kuat tekan mortar
dipengaruhi dengan adanya penambahan ACKM dan AAT, semakin tinggi persentase
penambahan, maka kuat tekan mortar akan semakin rendah. Mortar yang direndam di
lingkungan uji akan mempunyai nilai kuat tekan yang rendah dibanding mortar yang hanya
direndam air biasa. Nilai kuat tekan mortar tertinggi dengan penambahan ACKM dan AAT
pada persentase 8% (masa curing 28 hari), serta pada perendaman lingkungan asam,
dengan kuat tekan mortar sebesar 19,99 MPa.
Kata kunci : Mortar, CaO, SiO2, ACKM, dan AAT.