KARAKTERISTIK FISIK,KIMIA,DAN ORGANOLEPTIKKOPISINTAROIIDARISENTRA KOPIDIKABUPATENKEPAHIANGDANKABUPATEN REJANG LEBONG

Kopi merupakan salah satu jenis tanaman yang sudah terkenal di dunia. Provinsi
Bengkulu menghasilkan dua jenis kopi dengan nilai jual tinggi diantaranya yaitu robusta
(Coffea canephora var. robusta) dan arabika (Coffea arabica L). Kopi robusta di Provinsi
Bengkulu memiliki satu jenis kopi andalan yaitu kopi Sintaro. Kopi Sintaro memiliki 4
variasi salah satunya kopi Sintaro II. Kopi sintaro II bisa di temukan di Kabupaten Kepahiang
dan Rejang Lebong. Jenis kopi lanang merupakan kopi langka karena jumlahnya hanya
sekitar 5% dari seluruh biji kopi yang dipanen sementara kandungan kopi lanang yang
terdapat pada kopi Sintaro II yaitu sebanyak 36,24%. Dengan demikian kopi lanang yang
terkandung dalam kopi Sintaro di provinsi Bengkulu cukup tinggi. Informasi mengenai
karekteristik fisik, kimia dan organeleptik, kopi Sintaro II masih terbatas, dan kandungan
kopi lanang yang terdapat pada kopi Sintaro II belum diketahui, maka perlu dilakukan
penelitian mengenai karakteristik dari kopi Sintaro II yang ada di Kabupaten Kepahiang dan
Kabupaten Rejang Lebong.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Sampel
diambil dari sentra kopi di Desa Bukit Sari Kabupaten Kepahiang dan di Desa Sindang
Dataran Kabupaten Rejang Lebong dengan 4 varian kopi (reguler Kepahiang, lanang
Kepahiang, reguler Rejang Lebong dan lanang Rejang Lebong) dan dilakukan 3 kali
pengulangan sehingga diperoleh 12 sampel. Tahapan penelitian ini terdiri dari 4 tahapan
yaitu tahap identifikasi karakteristik sifat fisik biji kopi (nilai cacat dan mutu kopi beras, kopi
lolos ayakan, jumlah biji per 500 g, kerapatan massa,). Tahap identifikasisifat fisik dan kimia
bubuk kopi (kadar air, kadar abu, pH, kadar sari, dan kadar kafein) dan yang terakhir tahap
identifikasi organoleptik (aroma kering, flavor, aftertaste, acidity, mouthfeel dan sweetness
dll).
Hasil penelitian karakteristik kopi Sintaro II Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten
Rejang Lebong berbeda nyata terhadap mutu fisik biji kopi meliputi kopi lolos ayakan, dan
jumlah biji per 500 gram namun tidak berbeda nyata dengan nilai cacat dan mutu dan
kerapatan massa. Nilai cacat dan mutu yang paling tinggi yaitu: 11,17% pada kopi Sintaro
II lanang Rejang Lebong, kopi lolos ayakan tertinggi yaitu 42,12% pada kopi Sintaro II
Rejang Lebong, kerapatan massa tertinggi 0,1748 g/cm3 pada kopi Sintaro II Rejang Lebong.
Kopi Sintaro II Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang berpengaruh nyata terhadap
mutu fisik dan kimia bubuk kopi meliputi kadar air, kadar abu, dan kadar kafein namun tidak
berpengaruh nyata terhadap pH dan kadar sari. Kadar air tertinggi yaitu, 4,8% diperoleh kopi
reguler Rejang Lebong, kadar abu tertinggi yaitu 5,38% diperoleh kopi lanang Kepahiang,
kadar kafein tertinggi 1,780% diperoleh kopi lanang Kepahiang. Hasil uji oraganoleptik
cupping test terbaik didapatkan pada kopi lanang Kepahiang dengan nilai aroma/fragrance
8, flavor 8,5, aftertaste 8, acidity 7, mouthfeel 8, sweetness 8,5, balance 8, uniform cups 8,
clean cups 8, overall 8, dengan total nilai 8,4 yang memiliki aroma choco bar, citrus,
cinnamon dengan kategori fine.
(Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu)