ANALISIS KEBERLANJUTAN USAHA TANI PADI PADA AREAL SAWAH TADAH HUJAN DI KECAMATAN IPUH KABUPATEN MUKOMUKO

Ancaman perubahan iklim dan alih fungsi lahan yang menyebabkan kepada ancaman
krisis pangan global merupakan isu strategis saat ini dalam pembangunan dan
keberlanjutan usaha pertanian di Indonesia termasuk di Kabupaten Mukomuko
Propinsi Bengkulu. Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan langkah dan
kebijakan yang tepat agar terhindar dari ancaman yang dimaksud. Salah satu upaya
yang dilakukan untuk peningkatan produksi dan produktivitas hasil pertanian yaitu
melalui penguatan kawasan sentra produksi pangan dengan melakukan perluasan
areal panen dengan metode peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan Perluasan areal
tanam serta peningkatan produktivitas padi dan bahan pangan lainnya. Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan indeks dan status keberlanjutan usaha tani padi pada
areal sawah tadah hujan di Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko dari dimensi
ekologi, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan sarana prasarana, dan hukum
kelembagaan, serta menentukan atribut sensitif terhadap keberlanjutan usaha tani
padi pada areal lahan sawah tadah hujan di Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai dengan November 2024 di areal
sawah tadah hujan Kecamatan Ipuh Kabupaten Mukomuko. Responden dipilih
dengan teknik purposive sampling yang merupakan pemangku kepentingan utama
sebanyak 30 orang. Status keberlanjutan usaha tani padi ditentukan menggunakan
pendekatan Rap-Farm dengan menerapkan teknik MDS (Multidimensional Scaling).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha tani padi sawah pada areal sawah
tadah hujan di Kecamatan Ipuh secara multi Dimensi memiliki status kurang
berkelanjutan pada semua dimensi. Adapun tiga atribut paling sensitif pada dimensi
ekologi meliputi tingkat keasaman tanah, kesuburan tanah, dan pengaruh kehadiran
kelapa sawit. Pada dimensi ekonomi meliputi: harga gabah kering giling, kemudahan
mendapatkan modal dan keuntungan usaha tani padi. Pada dimensi sosial budaya
meliputi rata rata umur petani, pengalaman dan motivasi petani partisivasi
perempuan dalam budidaya. Pada dimensi teknologi dan sarana prasarana meliputi
penggunaan bio pestisida, jalan usaha tani dan penggunaan pupuk organik. Pada
dimensi hukum dan kelembagaan meliputi penerapan pola tanam yang ditetapkan
oleh pemerintah, pengetahuan tentang LP2B dan LSD dan Keberadaan Kelompok
Tani dan Gapoktan.
Peningkatan keberlanjutan usaha tani padi pada areal sawah tadah hujan di
Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko disarankan melakukan teknik konservasi tanah,
Pembangunan kerjasama antara petani, pemerintah dibidang permodalan, edukasi
mengenai teknologi pertanian dan penggunaan pupuk biopestisida kepada
masyarakat, Peningkatan Insfrastruktur pertanian serta Penguatan kapasitas Penyuluh
dan sosisalisasi tentang perlindungan kawasan pertanian
Kata Kunci: Keberlanjutan, Multidimensional Scaling (MDS), Usaha
TaniPadi,Sawah Tadah Hujan