ANALISIS RANTAI PASOK INPUT PAKAN DALAM BUDIDAYA IKAN NILA DI KECAMATAN PADANG JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA

Pakan ikan menjadi faktor penting dalam penentuan keberhasilan budidaya ikan nila.
Ketersediaan pakan yang kontinu serta minimalisasi biaya menjadi tantangan bagi pelakupelaku yang terlibat dalam rantai pasok pakan. Rantai pasok yang optimal dapat dilihat
melalui integrasi antar pelaku yang terjalin dengan baik serta kinerja yang efisien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme rantai pasok dan
menganalisis efisiensi kinerja rantai pasok input pakan dalam budidaya ikan nila di
Kecamatan Padang Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara. Metode yang digunakan untuk
Indentifikasi rantai pasok yaitu dengan kerangka Food Supply Chain Network (FSCN).
Sedangkan efisiensi kinerja dianalisis dengan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Penelitian dilakukan di Kecamatan Padang Jaya yang merupakan salah satu sentra produksi
ikan nila di Kabupaten Bengkulu Utara. Data dikumpulkan menggunakan metode snowball
sampling dan didapatkan sampel yang terdiri dari 11 agen pakan (8 agen pakan pabrik dan
3 sub-agen pakan) dan 33 petani ikan nila. Metode pengumpulan data dengan cara observasi
secara langsung dikombinasikan dengan wawancara mendalam menggunakan kuesioner.
Hasil menunjukkan jika struktur rantai pasok terdiri dari anggota primer (supplier,
agen pakan pabrik, sub-agen pakan, dan petani) dan anggota sekunder yaitu 3PL (third party
logistics) yang berupa jasa angkutan ekspedisi untuk membantu distribusi pakan. Bentuk
rantai pasok yang pendek membuat proses bisnis berupa aliran distribusi barang dan
informasi menjadi lancar. Namun, pada aliran keuangan perlu ditingkatkan karena
panjangnya waktu tunggu pelunasan pakan oleh petani dalam rantai pasok. Siklus yang
panjang ini dapat meningkatkan risiko bisnis pada tingkat agen pakan karena sistem kontrak
dengan petani yang bersifat informal. Seluruh anggota rantai pasok memiliki komitmen
untuk terus mempererat rantai melalui komunikasi intensif, menghargai perjanjian
kontraktual, dan mengadakan kegiatan sosial secara rutin. Ketersediaan sumber daya rantai
terutama pada sumber daya fisik terkendala pada kondisi infrastruktur jalan yang belum
mewadai sehingga memengaruhi mobilisasi dan distribusi produk. Sumber daya permodalan
pada tingkat petani juga masih terbatas sehingga keberlangsungan budidaya sangat
bergantung pada pinjaman pakan oleh agen pakan.
Kinerja saluran rantai pasok dari supplier ke agen pakan masih belum efisien dengan
nilai rata-rata sebesar 0.996 (99,6 persen). DMU5 memiliki kinerja efisiensi terendah dengan
iv
nilai 0,977 (97,7 persen). Kinerja yang tidak efisien disebabkan oleh penggunaan input yang
masih berlebih terutama pada waktu persediaan harian dan biaya rantai pasok. Sedangkan
kinerja saluran rantai pasok dari agen pakan ke sub-agen pakan telah 100 persen. Kinerja
saluran rantai pasok dari agen pakan ke petani masih belum efisien dengan nilai rata-rata
0.962 (96,2 persen). DMU9 merupakan DMU dengan efisiensi kinerja terendah dengan nilai
0,818 (81,8 persen). Kinerja yang tidak efisien disebabkan oleh penggunaan input yang
masih berlebih terutama pada waktu lead time pemenuhan pesanan, fleksibilitas, dan
persediaan harian. Sedangkan pada saluran rantai pasok dari sub-agen pakan ke petani
memiliki rata-rata efisiensi sebesar 0,999 (99,9 persen). Hanya DMU5 yang belum 100
persen efisien dengan nilai 0,991 (99,1 persen). Kinerja yang tidak efisien disebabkan oleh
penggunaan input yang masih berlebih terutama pada waktu lead time pemenuhan pesanan,
cash to cash cycle time, fleksibilitas, dan persediaan harian.
Kata kunci: Data Envelopment Analysis, Efisiensi, Kinerja, Pakan ikan, Ikan nila, Rantai
pasok.
Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu