UJI PUPUK LEPAS LAMBAT BERBASIS MATERIAL KARBON SEBAGAI SUBSTITUSI UREA UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL PAKCOY DI TANAH BERPASIR PESISIR PADA MUSIM TANAM KE-DUA

Tanah berpasir pesisir memiliki retensi air rendah, yang berakibat pupuk urea
mengalami pencucian dan efisiensi nitrogen menjadi rendah. Akibatnya, tanaman hanya
menyerap sekitar 20-30% nitrogen dari pupuk, sehingga penggunaan pupuk lepas lambat
(SRF=slow release fertilizer) menjadi penting. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas
SRF berbasis material karbon (SRF-BC dan SRF-HAp) sebagai substitusi urea untuk
pertumbuhan dan hasil pakcoy di tanah berpasir pesisir pada musim tanam kedua.
Penelitian ini dilakukan pada periode Juli hingga Agustus 2024 di Kelurahan
Pematang Gubernur, Bengkulu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan tujuh perlakuan, yaitu kontrol tanpa urea dan SRF (P0), 100% urea
rekomendasi (P1), 60% urea + 40% SRF HAp (P2), 40% urea + 60% SRF HAp (P3), 0%
urea + 100% SRF HAp (P4), 60% urea + 40% SRF-BC (P5), 40% urea + 60% SRF-BC (P6),
dan 0% urea + 100 % SRF BC (P7). Variabel pengamatan meliputi pertumbuhan dan hasil
tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan SRF-HAp dan SRF-BC mampu
meningkatkan pertumbuhan dan hasil secara signifikan dibandingkan kontrol dan
penggunaan 100% urea rekomendasi. Penggunaan SRF-BC juga lebih efektif dalam
mempertahankan ketersediaan nitrogen dibandingkan SRF-HAp, yang menunjukkan bahwa
biochar dapat berfungsi sebagai pembenah tanah yang meningkatkan retensi hara dan
ketersediaan air. Berdasarkan hasil penelitian, substitusi urea dengan SRF-HAp dan SRFBC dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap pupuk nitrogen
anorganik, terutama pada lahan dengan kondisi salin berpasir. Selain meningkatkan efisiensi
pemupukan, penggunaan SRF juga dapat mengurangi risiko pencucian nitrogen dan dampak
negatif terhadap lingkungan.
(Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu, 2025).