EFEKTIVITAS PUPUK LEPAS LAMBAT BERFORMULA CAMPURAN UREA DENGAN ALUMINOSILIKAT UNTUK PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI DI TANAH BERPASIR PESISIR PADA MUSIM TANAM KE-DUA

Pemanasan global menyebabkan kenaikan muka air laut dan salinisasi tanah pesisir,
yang pada akhirnya memaksa budidaya tanaman bergeser ke lahan marginal seperti tanah
berpasir pesisir yang memiliki retensi air dan unsur hara yang rendah. Kondisi ini
menyebabkan efiesiensi penggunaan pupuk nitrogen menurun akibat tingginya laju
pencucian (leaching), sehingga penggunaan pupuk lepas lambat (SRF=slow release
fertilizer) diperlukan. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas SRF berformula mineral
aluminosilikat sebagai substitusi urea untuk pertumbuhan dan hasil sawi di tanah berpasir
pesisir pada musim ke-dua.
Penelitian dilakukan dari bulan juli hingga agustus 2024 di Kota Bengkulu
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal dengan tiga ulangan.
Perlakuan meliputi kombinasi pupuk urea dengan pupuk lepas lambat (SRF) berformula
mineral aluminosilikat, yaitu: kontrol (tanpa pupuk urea dan SRF), 100% N-urea, 60% Nurea + 40% SRFB, 40% N-urea + 60% SRFB, 60% N-urea + 40% SRFZ, 40% N-urea +
60% SRFZ, 100% N-SRFB, dan 100% N-SRFZ). Setiap perlakuan diulang tiga kali dengan
dosis 184 kg N ha-1
.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk lepas lambat berformula
aluminosilikat secara signifikan meningkatkan pertumbuhan dan hasil sawi dibandingkan
dengan penggunaan urea konvesional. Pada musim tanam ke-dua, perlakuan 100% N-SRFZ
menghasilkan pertumbuhan dan hasil tertinggi, tanpa perbedaan yang nyata secara statistik
antara keduanya. Sementara itu, perlakuan tanpa pupuk (P0) dan perlakuan 100% N-urea
(P1) menunjukkan hasil terendah. Aplikasi pupuk lepas lambat ini mampu mengurangi
ketergantungan pada pupuk N anorganik hingga 60%, meningkatkan efisiensi pemupukan,
dan mendukung pertanian berkelanjutan di lahan berpasir-pesisir. Penelitian ini
menggarisbawahi efektivitas SRF dalam mengoptimalkan penggunaan hara dan
meningkatkan produktivitas tanaman di kondisi tanah sulit, berkontribusi pada sistem
pertanian ramah lingkungan.
(Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu, 2025)