PATOGENISITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin ISOLAT BENGKULU TERHADAP Cylas formicarius F.

Putri, Zahara Kurnia and Nadrawati, Nadrawati and Priyatiningsih, Priyatiningsih (2025) PATOGENISITAS CENDAWAN ENTOMOPATOGEN Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin ISOLAT BENGKULU TERHADAP Cylas formicarius F. Other thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
SKRIPSI ZAHARA NIA AKHIR - Zaharaniaaa18.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) merupakan sumber pangan penting di Indonesia,
namun produktivitasnya menurun akibat serangan Cylas formicarius F. (Coleoptera:
Curculionidae). Kumbang C. formicarius merupakan hama utama pada tanaman ubi jalar,
kumbang ini dapat menyerang pada bagian daun, batang dan khususnya pada bagian umbi.
Pengendalian kumbang C. formicarius yang dilakukan petani masih sangat tergantung pada
penggunaan insektisida kimia karena dianggap efektif, mudah didapat dan diaplikasikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan
akibat insektisida kimia adalah dengan menggunakan cendawan entomopatogen Beauveria
bassiana. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan isolat B. bassiana asal Bengkulu yang
efektif terhadap pengendalian C. formicarius dengan patogenesitas lebih dari 50%.
Penelitian dilaksanakan bulan September sampai Desember 2024 di Laboratorium
Hayati Proteksi Tanaman, Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu. Isolat yang digunakan dalam penelitian ini adalah B. bassiana isolat lokal
Bengkulu koleksi Laboratorium Hayati Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu yang diisolasi dari serangga maupun tanah. Penelitian disusun menggunakan
Rancangan Acak Lengkap dengan 10 perlakuan isolat B. bassiana dan satu kontrol dengan
3 ulangan. Masing-masing ulangan menggunakan 15 ekor kumbang C. formicarius dan
aplikasi B. bassiana dilakukan dengan dipping method. Jumlah konidia yang digunakan
adalah 1× 109
/ml. Variabel yang diamati diantaranya mortalitas C. formicarius terinfeksi B.
bassiana, viabilitas konidia B. bassiana dan waktu kematian, kemudian data dianalisis
menggunakan ANAVA dan jika terdapat perbedaan yang nyata dilanjutnya dengan uji
Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan isolat B. bassiana efektif dalam menginfeksi kumbang
C. formicarius. Isolat Bb8 (B. bassiana asal kumbang PbKo Desa Kayu Ajaran, Kabupaten
Bengkulu Selatan) menunjukkan mortalitas tertinggi sebesar 93,33%, berbeda tidak nyata
dengan isolat Bb1 (B. bassiana asal kepik Physomerus grossipes Desa Kandang Limun,
Kota Bengkulu), Bb2 (B. bassiana asal kumbang penggerek buah kopi (PbKo) Desa Batu
Raja, Kabupaten Bengkulu Utara), Bb3 (B. bassiana asal tanah tanaman ubi jalar Desa
Tangsi Duren, Kabupaten Kepahiang), Bb6 (B. bassiana asal kumbang PbKo Desa Rindu
Hati, Kabupaten Bengkulu Tengah), Bb7 (B. bassiana asal tanah tanaman bayam Desa
Kandang Limun, Kota Bengkulu), Bb9 (B. bassiana asal kumbang PbKo Desa Batu Layang,
Kabupaten Bengkulu Utara) dan Bb10 (B. bassiana asal kumbang PbKo Desa Air Tenam,
Kabupaten Bengkulu Selatan) dengan mortalitas berkisar 73,89%-88,89%. Selanjutnya
isolat Bb5 (B. bassiana asal kumbang PbKo Desa Mangkuraja, Kabupaten Lebong) memiliki
mortalitas sebesar 68,88%. Isolat Bb4 (B. bassiana asal kumbang PbKo Desa Batu Roto,
Kabupaten Bengkulu Utara) memiliki tingkat mortalitas terendah yaitu hanya sebesar
15,55%.
Viabilitas konidia tertinggi pada Bb 3 yaitu 24 jam sebesar 13,70%, 48 jam sebesar
42,83% dan 72 jam sebesar 72,51%, selanjutnya diikuti Bb8, Bb5, Bb6, Bb7, Bb10, Bb9,
Bb1, Bb2, sedangkan viabilitas konidia terendah terdapat pada Bb4 yaitu 24 jam sebesar
6,28%, 48 jam sebesar 22,36% dan 72 jam sebesar 42,15%. Waktu kematian C. formicarius
berkisar 3,5 sampai 5,08 hari setelah aplikasi. Isolat Bb9 menunjukkan rerata waktu
kematian tercepat 3,5 hari setelah perlakuan dan waktu kematian terlama terdapat pada isolat
Bb4 selama 5,08 hari setelah perlakuan. Viabilitas B. bassiana yang tinggi berkorelasi positif
dengan tingginya mortalitas C. formicarius dan waktu kematian yang lebih cepat.
(Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu)

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SB Plant culture
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Plant Protection
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 24 Sep 2025 02:03
Last Modified: 24 Sep 2025 02:03
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/25963

Actions (login required)

View Item
View Item

slot gacor terbaik

slot gacor terpercaya

Situs Resmi Bisawd

slot gacor 4d

Slot Terpercaya

Slot Gacor bet 200