MODEL AGRIBISNIS INDUSTRI PENGOLAHAN GURITA KERING YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA DI KABUPATEN KAUR

Kabupaten Kaur memiliki potensi besar di sektor perikanan, terutama
komoditas gurita, yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam bentuk olahan
bernilai tambah seperti gurita kering. Industri pengolahan gurita kering dinilai dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan pelaku
usah. Tujuan penelitian ini menentukan model agribisnis dan menganalisis
pengaruh subsistem agribisnis terhadap kinerja ekonomi dan kesejahteraan pelaku
usaha.
Penelitian survei ini dilakukan dengan mewawancarai 50 pelaku usaha di
Kabupaten Kaur sebagai sentra produksi gurita kering di Provinsi Bengkulu.
Metode penelitian yang digunakan yakni analisa deskriptif kuantitatif dan data
dianalisis menggunakan metode SEM-PLS untuk menguji hubungan antar variabel,
yakni subsistem agribisnis, kinerja ekonomi, dan kesejahteraan pelaku usaha.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model agribisnis yang paling sesuai
bagi pelaku industri gurita kering di Kabupaten Kaur bervariasi sesuai jenis pelaku
usahanya. Produsen, nelayan dan koperasi paling cocok dengan model dagang
umum, sementara pedagang pengumpul dan pengecer dengan model kluster. Secara
umum, model berbasis teknologi menunjukkan performa terendah di semua
kelompok, menandakan perlunya peningkatan kapasitas internal seperti SDM,
permodalan, dan manajemen bisnis di seluruh rantai nilai. Sedangkan hasil analisis
statistik SEM-PLS menunjukan model integrasi vertikal merupakan model terbaik.
Pada tujuan ke dua didapatkan subsistem agribisnis berpengaruh signifikan
terhadap kinerja ekonomi industri pengolahan gurita kering, dan kinerja ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan pelaku usaha. Selain itu, model
agribisnis juga memiliki pengaruh langsung yang signifikan terhadap subsistem
agribisnis.
Model agribisnis yang terintegrasi dan efisien dapat meningkatkan kinerja
ekonomi serta kesejahteraan pelaku usaha industri pengolahan gurita kering di
Kabupaten Kaur. Oleh karena itu, penguatan tiap subsistem agribisnis, seperti
penyediaan bahan baku, pengolahan, distribusi, dan pemasaran, perlu menjadi
fokus dalam perumusan kebijakan pengembangan sektor ini.
Keyword: Gurita kering, Model Agribisnis, Kesejahteraan, SEM-PLS