DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA PADA ANAK BERKONFLIK DENGAN HUKUM DALAM PROSES REINTEGRASI SOSIAL DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I BENGKULU

Anak yang berkonflik dengan hukum sering dihadapkan pada kesulitan untuk kembali beradaptasi di lingkungan masyarakat setelah melalui proses peradilan, stigma sosial dan label negatif sebagai seorang mantan narapidana menjadi hambatan
bagi klien pemasyarakatan untuk membangun kembali kepercayaan diri serta berfungsi secara normal dalam usaha menyesuaikan diri dan berpartisipasi ke kehidupan sosial. Proses penyesuaian diri atau yang dikenal sebagai reintegrasi sosial penting dilakukan pada anak berkonflik dengan hukum untuk memastikan mereka dapat kembali menjalani aktivitas sebagai bagian dari anggota masyarakat serta
menghindarkan pada pengulangan tindak pidana. Dukungan sosial dari keluarga menjadi elemen penting dalam membantu anak sebagai klien pemasyarakatan untuk
meningkatkan kepercayaan diri dalam menjalani proses reintegrasi sosial dengan lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dukungan sosial keluarga pada
anak berkonflik dengan hukum dalam menjalani reintegrasi sosial di Balai Pemasyarakatan Kelas I Bengkulu. Penelitian ini menggunakan teori dukungan sosial dengan pendekatan kualitatif, melalui pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam dan studi dokumentasi berdasarkan sumber data yang diperoleh dari pembimbing kemasyarakatan dan keluarga anak berkonflik dengan hukum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang bersumber dari
keluarga mempengaruhi keberhasilan proses reintegrasi sosial klien pemasyarakatan. Keterlibatan keluarga yang bertanggung jawab atas keberlangsungan hidup anggota
keluarganya dalam melindungi, merawat, menjaga dan mendorong pendidikan serta menyediakan lingkungan yang stabil dan suportif dapat memfasilitasi anak beradaptasi kembali ke masyarakat. Keberlanjutan hubungan positif antara anak dan keluarganya selama proses pemasyarakatan juga mempercepat proses penyesuaian diri agar anak dapat kembali menjalankan keberfungsian sosial. Terjadinya kasus
pengulangan tindak pidana pada anak sering kali disebabkan oleh faktor individu dari anak itu sendiri seperti kuranya kesadaran akan konsekuensi tindakannya atau adanya
masalah psikologis. Selain itu lingkungan pergaulan juga memiliki peran penting, pengaruh teman sebaya atau lingkungan yang kurang kondusif dapat mendorong anak
untuk kembali melakukan tindakan yang melanggar hukum.
Kata kunci: Dukungan Sosial, Keluarga, Anak Berkonflik dengan Hukum, Reintegrasi Sosial