EVALUASI AGRONOMIS DAN FISIOLOGIS KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) SUMATERA FASE TBM 2 DI LAHAN PESISIR

Gultom, Angkun Jemaan and Alnopri, Alnopri and Usman, Kris Joko Suharjo (2025) EVALUASI AGRONOMIS DAN FISIOLOGIS KOPI ARABIKA (Coffea arabica L) SUMATERA FASE TBM 2 DI LAHAN PESISIR. Other thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
SKRIPSI ANGKUN REAL - Grace Tarigan.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (1MB)

Abstract

Pasar kopi domestik masih sangat besar, meskipun kopi merupakan salah satu
komoditas hasil perkebunan yang sangat penting bagi ekonomi indonesia. Kopi juga salah
satu komoditas ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara. Kopi
arabika banyak ditanam di dataran tinggi sekitar 900-2000 mdpl, tetapi muncul
permasalahan karena pada ketinggian tersebut sebagian besar adalah kawasan hutan lindung.
Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut diupayakan teknologi berupa rekayasa genetik
dan rekayasa lingkungan pertumbuhan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola pertumbuhan dan
memperbandingkan karakter agronomis dan fisiologis tanaman kopi Arabika Sumatera fase
tanaman belum menghasilkan tahun kedua di kawasan pesisir. Penelitian ini dilaksanakan
dari bulan April sampai Agustus tahun 2024, berlokasi di Alnopri Coffee Centre (ACC)
Bentiring Permai, Kecamatan Muara Bangka Hulu, Kota Bengkulu dengan ketinggian
tempat ±10 mdpl.
Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) yang
terdiri atas satu faktor perlakuan yaitu kopi Arabika Sumatera yang terdiri dari 9 aksesi yang
berumur 11 bulan setelah tanam diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 27 unit, setiap
unit percobaan terdiri atas 3 sampel tanaman sehingga secara keseluruhan terdapat 81
tanaman kopi.
Pengamatan dilakukan setiap 3 minggu sekali sebanyak 5 kali, peubah yang diamati
antara lain tinggi tanaman, jumlah ruas, panjang ruas batang, luas sepasang daun, luas
kanopi, diameter batang dan panjang cabang primer. Tingkat kehijauan daun, jumlah
stomata, kerapatan stomata dan kadar klorofil diamati pada akhir pengamatan. Hasil
pengamatan dianalisis secara statistik menggunakan analisis varian (Uji F) pada taraf nyata
(α) 5 %. Jika terdapat pengaruh nyata dilanjutkan dengan uji gerombol (Scott-knott analisis),
pertumbuhan tanaman ditampilkan secara deskriptif dalam bentuk grafik.
Perlakuan aksesi kopi Arabika jumlah ruas tanaman terbagi menjadi dua gerombol
yaitu, gerombol pertama Aksesi Sidikalang, Aksesi Mandailing, Aksesi Sipirok, Aksesi
Tarutung, Aksesi Sigarar Utang dan Aksesi Gayo (27,11 – 30,66). Gerombol kedua yaitu
Aksesi Karo, Aksesi Lintong dan Aksesi Rempasai dengan jumlah ruas (23,00 – 25,61).
Perbedaan masing-masing gerombol disebabkan karena pengaruh lingkungan, jumlah ruas
pertanaman juga dipengaruhi oleh faktor genetik
Perlakuan aksesi kopi Arabika pada peubah jumlah stomata terbagi menjadi tiga
gerombol yaitu, gerombol pertama Aksesi Lintong dengan jumlah stomata (32.61).
Gerombol kedua yaitu Aksesi Rempasai dan Aksesi Gayo (27.88 – 28.22) dan gerombol
ketiga yaitu Aksesi Karo, Aksesi Sidikalang, Aksesi Mandailing, Aksesi Sipirok , Aksesi
Tarutung dan Aksesi Sigarar Utang (22.55 – 24.83). Hal ini diduga adanya pengaruh
lingkungan, ketika daun tanaman tumbuh dalam lingkungan yang panas kering dengan
intensitas cahaya tinggi akan mempunyai jumlah stomata yang banyak, sebaliknya intensitas
cahaya yang diperoleh rendah maka jumlah stomata juga sedikit.
Perlakuan aksesi kopi Arabika pada peubah kerapatan stomata terbagi menjadi tiga
gerombol yaitu, gerombol pertama Aksesi Lintong (205.10 mm). Gerombol kedua yaitu
Aksesi Rempasai dan Aksesi Gayo (175.40 mm – 177.49 mm). Sedangkan gerombol ketiga
yaitu, Aksesi Karo, Aksesi Sidikalang, Aksesi Mandailing, Aksesi Sipirok, Aksesi Tarutung
dan Aksesi Sigarar Utang dengan kerapatan stomata (141.85 mm – 149.54 mm). Tingkat
kerapatan stomata dipengaruhi oleh jumlah stomata, semakin banyak jumlah stomata maka
kerapatan stomata akan tinggi sebaliknya jumlah stomata sedikit maka kerapatan akan
rendah. Tinggi rendahnya kerapatan stomata juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan
diantaranya ketersediaan air, intensitas cahaya, suhu, dan konsentrasi CO2.
Sembilan Aksesi kopi Arabika Sumatera menunjukkan pola pertumbuhan tinggi, jumlah
ruas, diameter batang, panjang cabang primer, luas kanopi yang terus meningkat pada umur
tanaman 42 MST - 54 MST, sedangkan pada pola pertumbuhan panjang ruas batang me
ngalami penurunan pada umur 42 MST – 54 MST. Penampilan agronomi kopi Arabika
Sumatera te rbaik te rdapat pada ge rombol pe rtama be rdasarkan peubah jumlah ruas,
sedangkan penampilan fisiologi kopi Arabika Sumatera terbaik terdapat gerombol pertama
berdasarkan peubah kerapatan stomata dan jumlah stomata.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Agroecotechnology
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 25 Sep 2025 04:06
Last Modified: 25 Sep 2025 04:06
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/26286

Actions (login required)

View Item
View Item

slot gacor terbaik

slot gacor terpercaya

Situs Resmi Bisawd

slot gacor 4d

Slot Terpercaya

Slot Gacor bet 200