PENGARUH PEMBERIAN BIO-URINE SAPI DAN PUPUK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.)

Kacang tanah merupakan komoditas yang potensial untuk dikembangkan di
indonesia setelah kedelai dan kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
interaksi biourin sapi dengan pupuk majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil kacang
tanah, mendapatkan dosis biourin terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah,
mendapatkan dosisi pupuk majemuk terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah.
Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh interaksi urine sapi dengan pupuk
majemuk terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah, mendapatkan dosis biourin terbaik
dan dosis pupuk majemuk terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan september sampai desember 2024 yang
berlokasi di Zona Pertanian Terpadu Medan Baru, Kandang Limun, Kecamatan Muara
Bangkahulu, Bengkulu dengan ketinggian tempat 10 mdpl. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua factorial yaitu biourin sapi dan
pupuk majemuk. Faktor I adalah dosis biourin sapi yang terdiri dari V0 = 0ml/petak, V1 =
25ml/petak V2 = 50ml/petak V3 = 75ml/petak. Faktor II adalah pupuk majemuk yang
terdiri dari P0 = 0kg/ha, P1 = 75kg/ha, P2 = 150kg/ha. Dari perlakuan yang digunakan
diperoleh 12 kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapatkan 36 unit
percobaan dengan ukuran petak 1.5 m x 2 m. Data pengamatan dianalisis secara statistic
menggunakan analisis varian (ANAVA) taraf 5% dan diuji lanjut menggunakan Polinomial
Ortogonal.
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat interaksi pada pemberian biourin dan
pupuk majemuk pada pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Pemberian dosis biourin sapi
berpengaruh nyata pada variabel tinggi tanaman, umur berbunga, tingkat kehijauan daun,
hasil tanaman perpetak dan bobot basah pertanaman. Perlakuan biourin sapi berpengaruh
sangat nyata pada variabel bobot polong bernas dengan titik optimum sebesar 39,78
ml/petak, yang menghasilkan bobot polong bernas maksimum sekitar 26,97 g pertanaman
dan jumlah bintil akar dengan titik optimum 23.65 ml/petak, yang menghasilkan jumlah
bintil akar maksimum 203 pertanaman kacang tanah.
(Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian ,
Universitas Bengkulu, 2025)