PENGARUH PUPUK LEPAS LAMBAT BERMATRIKS ZEOLIT TERAKTIVASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PAKCOY DI LAHAN SALIN BERPASIR PADA MUSIM TANAM KE-DUA

Lahan salin berpasir merupakan salah satu jenis lahan marginal yang memiliki
keterbatasan dalam mendukung pertumbuhan tanaman, terutama akibat rendahnya kapasitas
tukar kation, kandungan bahan organik, dan tingginya risiko pencucian hara, sehingga
(SRF=slow release fertilizer) digunakan sebagai upaya untuk meminimalkan kehilangan
hara akibat pencucian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas pupuk lepas lambat
berbasis zeolit teraktivasi dalam mereduksi pupuk urea pada budidaya pakcoy di tanah
berpasir pesisir pada musim tanam kedua.
Rancangan Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6
perlakuan: kontrol (tanpa pupuk dan SRF), 100% N-urea, 75% N-urea + 25% N-SRF, 50%
N-urea + 50% N-SRF, 25% N-urea + 75% N-SRF, 100% N-SRF. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa SRF bermatriks zeolit secara signifikan meningkatkan pertumbuhan
dan hasil tanaman dibandingkan perlakuan tanpa pupuk dan urea konvensional. Perlakuan
B4 (25% N-urea + 75% N-SRF) memberikan hasil terbaik untuk sebagian besar parameter
pertumbuhan seperti tanaman tinggi (18,43 cm), luas daun (437,82 cm²), diameter batang
(0,470 cm), berat segar akar (4,41 g) dan bobot kering tajuk (2,31 g) . Perlakuan 100% NSRF (B5) juga menunjukkan hasil yang sangat baik, terutama pada jumlah daun (15 helai),
panjang akar (42,23 cm) dan kering akar (4,73 g). Pada paramater hasil secara keseluruhan
kombinasi urea dan SRF lebih efektif meningkatkan bobot segar tanaman (40,27 g) dan
bobot segar tajuk (35,85 g) dibandingkan perlakuan tanpa pupuk, urea konvensional dan
proporsi SRF yang lebih tinggi.
Penggunaan SRF bermatriks zeolit teraktivasi efektif dalam meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy di lahan salin berpasir. Penggunaan pupuk lepas
lambat berbasis zeolit dapat menjadi alternatif yang efektif dalam pengelolaan nutrisi
tanaman di lahan salin berpasir, serta mendukung pertanian berkelanjutan dengan
mengurangi kebutuhan aplikasi pupuk yang berulang dan ramah lingkungan.
(Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu)