VALUASI EKONOMI EKOWISATA DI KAWASAN HUTAN MADAPI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

Sumber daya alam, khususnya hutan, memiliki peran krusial yang memberikan
manfaat bagi makhluk hidup, baik manfaat nyata yang bisa diukur (tangible) secara langsung
melalui harga pasar ataupun manfaat tidak terukur (intangible) yang tidak memiliki harga
pasar. Manfaat yang diperoleh dari sumber daya alam ini seringkali undervalued atau bahkan
dianggap tidak bernilai sama sekali. Oleh karena itu, valuasi ekonomi diperlukan untuk
memberikan nilai pada sumber daya alam guna meningkatkan kesadaran akan manfaat yang
diperoleh dari sumber daya alam. Hutan Madapi sebagai potensi ekowisata, belum memiliki
nilai yang terukur secara memadai. Valuasi ekonomi Hutan Madapi diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran akan pentingnya keberadaan sumber daya alam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengunjung dan
mengestimasi nilai ekonomi ekowisata di kawasan Hutan Madapi Taman Nasional Kerinci
Seblat, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menggunakan metode biaya
perjalanan (Travel Cost Method). Penelitian ini dilakukan pada Bulan Desember 2024
hingga Januari 2025 di Hutan Madapi Taman Nasional Kerinci Seblat, Kabupaten Rejang
Lebong, Provinsi Bengkulu. Pengumpulan data menggunakan teknik accidental sampling
dengan mewawancarai 95 responden dengan bantuan kuesioner. Analisis data dilakukan
dengan analisis deskriptif untuk karakteristik responden dan biaya perjalanan berdasarkan
zona serta regresi linear sederhana untuk mengestimasi nilai ekonomi ekowisata di kawasan
Hutan Madapi.
Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden yang mengunjungi Hutan
Madapi adalah perempuan, rentang usia 17-25 tahun, pendidikan formal terakhir
SMA/MA/SMK sederajat, berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa dengan pendapatan
bulanan < Rp 1.000.000, dan belum menikah. Sebagian besar berasal dari Kabupaten Rejang
Lebong (jarak <30 km), memperoleh informasi Hutan Madapi melalui informasi lisan,
datang bersama teman dengan jenis kendaraan sepeda motor, dengan motivasi utama
mencari suasana nyaman untuk rekreasi. Frekuensi kunjungan bervariasi, namun banyak
yang merupakan kunjungan pertama atau >6 kali, mayoritas kunjungan pada hari libur di
siang hari dengan durasi 1-3 jam. Berdasarkan estimasi valuasi ekonomi ekowisata kawasan
Hutan Madapi menggunakan biaya perjalanan diperoleh hasil sebesar Rp127.925.972/tahun.
(Program Studi Kehutanan, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)