Zahiah, Yasmin Ayu and M Fajrin, Hidayat and Deselina, Deselina (2025) KEANEKARAGAMAN JENIS ANGGREK (ORCHIDACEAE) DI DESA AIR KOPRAS TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT (TNKS) SPTN WILAYAH VI KABUPATEN LEBONG PROVINSI BENGKULU. Other thesis, Universitas Bengkulu.
![Thesis [thumbnail of Thesis]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/archive.png)
Skripsi Yasmin Ayu Zahiah_E1B020011. - Yasmin Zahiah.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (5MB)
Abstract
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis. Luas wilayah
Indonesia berkisar 9 juta km², dimana 2 juta km² merupakan daratan dan sisanya berupa
wilayah perairan. Dengan kondisi tersebut Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora
dan fauna, flora yang dimiliki yaitu berjumlah sekitar 25% yang merupakan jenis spesies
tanaman berbunga yang ada diseluruh dunia. Indonesia memiliki jumlah flora kurang lebih
sebanyak 20.000 spesies. Indonesia mempunyai flora yang banyak, salah satu anggota
jenisnya yaitu Famili Orchidaceae (Anggrek-anggrekkan) sekitar 4.000 spesies (Kusmana
& Agus, 2015).
Indonesia memiliki keanekaragaman anggrek alam yang tinggi. Anggrek alam
adalah anggrek yang biasanya ditemukan di alam dan sama sekali belum disilangkan dengan
tanaman anggrek lainnya, anggrek alam ini sering kali ditemukan di tegakan hutan, lantai
hutan, ataupun vegetasi-vegetasi lain. Anggrek alam mempunyai bentuk serta variasi warna
yang beragam jika dibandingkan dengan anggrek hasil persilangan, bahkan anggrek alam
dapat menjadi tanaman induk untuk persilangan jenis anggrek berikutnya (Indarto, 2011).
Anggrek memiliki anggota jenis terbanyak di alam. Habitat dari tumbuhan anggrek
tersebar di dataran rendah sampai dataran tinggi. Menurut Arditti (1992) tumbuhan anggrek
menurut tempat tumbuhnya di bagi menjadi 5 (lima) habitat, yaitu anggrek epifit (anggrek
yang tumbuhnya menempel pada permukaan batang pohon), anggrek terrestrial (anggrek
yang tumbuhnya di permukaan tanah), anggrek saprofit (anggrek yang tumbuh di tempattempat berhumus), anggrek lytofit (anggrek yang tubuhnya di batu-batuan), dan anggrek
amoebofit (anggrek yang tumbuhnya di tanah). Dengan adanya perubahan kondisi
lingkungan di suatu kawasan hutan dapat menyebabkan kerusakan hutan dan bisa
mengancam keberadaan dari anggrek yang hidup secara epifit di pepohonan hutan tersebut.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis anggrek di Taman
Nasional Kerinci Seblat Wilayah VI Kecamatan Pinang Belapis Kabupaten Lebong Provinsi
Bengkulu.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksplorasi, penentuan lokasi ekplorasi
berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan sebelumnya. Metode ini mengharuskan
untuk turun langsung ke lapangan dengan menjelajah atau menelusuri jalur yang ada ataupun
jalur baru dengan cara berjalan menjelajahi lokasi yang telah ditentukan, jika ditemukan
tumbuhan anggrek maka akan dilakukan pengambilan titik koordinat. Dilakukan juga
pengamatan pada habitat anggrek sesuai dengan informasi yang didapatkan melalui jurnal
dan sumber lainnya. Sampel Anggrek yang didapatkan dari lapangan dijadikan herbarium
sebagai demonstrasi langsung terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan. Setelah itu,
dilakukan analisis data Indeks keanekaragaman Shannon-Winner.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan di TNKS SPTN Wilayah IV Desa Air Kopras
terdapat 11 jenis anggrek yang ditemukan pada saat dilakukan penelitian. Anggrek yang
paling banyak ditemukan adalah anggrek Dendrobium sp yaitu sebanyak 103 individu dan
yang paling sedikit adalah Eria sp yaitu hanya ditemukan 1 individu.
Indeks keanekaragaman jenis merupakan gabungan dari banyaknya jenis dan
anggota individu dalam setiap jenisnya. Hasil perhitungan (Tabel 2) menunjukan bahwa
tingkat keanekaragaman jenis anggrek H' pada lokasi penelitian didapatkan nilai 2,096.
Merinda (2023) yang dilakukan di Suaka Margasatwa Isau-Isau Wilayah Kerja Resor
Konservasi Wilayah IX Kecamatan Semendo Darat Laut Kabupaten Muara Enim Sumatera
Selatan mendapatkan nilai H' sebanyak 2,419. Sedangkan pada penelitian Paramitha et al.,
(2012) mendapatkan indeks keanekaragaman jenis anggrek epifit di Kawasan TWA Danau
Buyan-Tamblingan dengan nilai 1,156. Indeks keanekaragaman jenis (H') digunakan untuk
menentukan tingkat keanekaragaman suatu jenis dalam suatu tegakan hutan. Jika spesies
yang ditemukan lebih banyak jenisnya, maka nilai keanekaragamannya akan semakin tinggi.
Sebaliknya, jika semakin sedikit spesies yang ditemukan maka keanekaragamannya akan
rendah artinya bahwa wilayah tersebut hanya didominasi oleh beberapa species saja.
(Program Studi Kehutanan, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu)
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) S Agriculture > SD Forestry |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Forestry |
Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
Date Deposited: | 25 Sep 2025 08:41 |
Last Modified: | 25 Sep 2025 08:41 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/26353 |