PERILAKU PRO LINGKUNGAN ORGANISASI (Studi Kasus Rumah Sakit Harapan dan Do’a Kota Bengkulu)

Penelitian ini meneliti perilaku pro-lingkungan di kalangan karyawan
Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) Kota Bengkulu dengan menggunakan
Model Aktivasi Norma (NAM) oleh Schwartz. Kerangka perilaku pro-lingkungan
dari Kaiser, yang mencakup konservasi energi, pengelolaan transportasi,
penghindaran limbah, konsumerisme ramah lingkungan, daur ulang, dan perilaku
konservasi. Indeks Kinerja Lingkungan (EPI) Indonesia yang menurun
mencerminkan tantangan lingkungan yang kerap terkait perilaku manusia, sehingga
diperlukan tindakan pro-lingkungan sebagai solusi. Perilaku pro-lingkungan
bertujuan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan melalui aksi seperti
penghematan energi, daur ulang, dan pengurangan limbah.
Penelitian ini menyoroti peran kesadaran karyawan, tanggung jawab, dan
norma pribadisebagai faktor pendorong tindakan ramah lingkungan di rumah sakit,
mengingat dampak lingkungannya yang besar karena operasi 24 jam dan lokasinya
di pusat kota. Studi ini juga menyoroti tantangan seperti keterbatasan sumber daya,
dukungan manajemen, dan insentif yang memengaruhi upaya keberlanjutan
lingkungan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi sejauh mana
penerapan perilaku pro-lingkungan di kalangan karyawan RSHD, mengidentifikasi
faktor-faktor pendorong atau penghambatnya, serta memberikan wawasan untuk
meningkatkan keberlanjutan lingkungan di lingkungan pelayanan kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perilaku pro�lingkungan karyawan di RSHD Kota Bengkulu tercapai melalui penerapan tiga
faktor utama, yakni awareness of consequences, ascription of responsibility, dan
personal norm. Kesadaran karyawan akan dampak lingkungan mendorong mereka
untuk memilih produk medis daur ulang dan mengurangi penggunaan kertas
melalui dokumen digital. Rasa tanggung jawab terhadap lingkungan juga tercermin
dalam pemanfaatan teknologi hemat energi dan komitmen untuk mematikan
peralatan ketika tidak digunakan. Norma pribadi yang kuat mendukung
keberlanjutan melalui pilihan produk ramah lingkungan, edukasi antar rekan kerja,
dan keterlibatan dalam kegiatan green procurement. Penerapan aspek-aspek ini
viii
9
menunjukkan kesadaran dan komitmen karyawan dalam mendukung keberlanjutan
lingkungan di tempat kerja, serta membuktikan bahwa perilaku pro-lingkungan
dapat diwujudkan melalui pengembangan kesadaran, tanggung jawab, dan norma
individu yang selaras dengan prinsip keberlanjutan.
Adapun saran praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran karyawan RSHD Kota Bengkulu akan pentingnya perilaku pro�lingkungan, meskipun beberapa aspek seperti penggunaan transportasi pribadi dan
konsumsi produk tidak dapat didaur ulang masih perlu ditingkatkan. Hasil
penelitian ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit untuk mengembangkan
budaya pro-lingkungan di tempat kerja guna menciptakan lingkungan yang bersih
dan berkelanjutan. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat memperkaya
kajian tentang perilaku pro-lingkungan karyawan dan membuka peluang untuk
penelitian lebih lanjut di bidang ini.
Kata Kunci : Awareness Of Consequences, Ascription Of Responsibility, Personal Norm,
Pro-Environmental Behavior