PENGARUH FRAUD HEXAGON THEORY DALAM MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Retail dan Wholesale Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2019 -2023)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Fraud Hexagon Theory
dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Populasi yang digunakan pada
penelitian ini adalah perusahaan Retail dan Wholesale yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2019-2023. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 53
perusahaan dengan 265 observasi. Sampel diperoleh dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapatkan
dari website www.idx.co.id dan situs resmi masing-masing perusahaan. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik dengan
menggunakan software SPSS.
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kecurangan
laporan keuangan yang diukur menggunakan Beneish M-Score model, sedangkan
variabel independen penelitian ini adalah elemen dari fraud hexagon theory yang
terdiri dari stimulus, capability, collusion, opportunity, rationalization, dan ego.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel opportunity yang diproksikan oleh
nature of industry dan variabel rationalization yang diproksikan oleh total accrual
ratio terbukti berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.
Sedangkan variabel stimulus, capability, collusion, dan ego tidak berpengaruh
terhadap kecurangan laporan keuangan.
Implikasi pada penelitian ini menunjukkan rasionalisasi yang digunakan
manajemen dalam membenarkan tindakan kecurangan serta adanya kesempatan
untuk melakukan kecurangan menjadi faktor utama yang mendorong manipulasi
laporan keuangan. Oleh karena itu hasil penelitian ini menegaskan pentingnya
pengawasan internal yang baik dan transparansi dalam pelaporan keuangan untuk
meminimalisir praktik kecurangan di perusahaan.
Kata kunci: Fraud Hexagon Theory, Kecurangan Laporan Keuangan, Beneish M�score Model.