TINJAUAN VIKTIMOLOGI TERHADAP ANAK KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN DI KOTA BENGKULU

Indonesia sebagai negara hukum menjunjung tinggi hak asasi manusia, termasuk
perlindungan anak. Peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap anak di
Indonesia terus meningkat termasuk di Provinsi Bengkulu. Diketahui peningkatan
kasus kekerasan seksual terhadap anak di Kota Bengkulu terdapat 22 kasus pada
2021 dan 35 kasus pada 2022. Permasalahan dalam penelitian ini berfokus pada
tipologi korban tindak pidana pencabulan anak berdasarkan teori viktimologi
routine activity dan perlindungan terhadap anak yang menjadi korban, yang
bertujuan untuk mendeskripsikan tipologi korban dan mengevaluasi upaya
perlindungan yang tersedia bagi anak-anak korban pencabulan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kerentanan dan dampak psikologis yang dialami korban pencabulan anak di Kota
Bengkulu, diakibatkan motivasi pelaku, target yang rentan, dan kurangnya
pengawasan. Upaya pencegahan dilakukan melalui pendidikan, peningkatan
pengawasan, dan perlindungan hukum untuk mengurangi risiko kejahatan seksual
terhadap anak. Perlindungan hukum bagi anak korban melibatkan instansi seperti
kepolisian, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Sosial,
serta Women’s Crisis Center. Setiap instansi berperan dalam memberikan
perlindungan fisik, psikis, dan pendampingan hukum untuk memastikan pemulihan
dan perlindungan hak-hak korban. Diharapkan adanya peningkatan koordinasi
antara pemerintah dan lembaga terkait untuk melindungi anak-anak. Kampanye
sosialisasi tentang perlindungan anak dan pelatihan bagi petugas juga sangat
penting, serta dukungan berkelanjutan bagi korban dari LSM dan pusat krisis.
Kata kunci : Viktimologi; Anak; Pencabulan