DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN TINGGI BANTEN DALAM MENGELUARKAN PUTUSAN NOMOR 109/PDT/2022/PT BTN TENTANG PENETAPAN AYAH BIOLOGIS DARI ANAK HASIL LUAR PERKAWINAN YANG SAH TANPA PEMBUKTIAN TES DEOXYRIBONUCLEIC ACID (DNA)

Anak adalah salah satu dari sekian konsekuensi yang muncul dari hasil sebuah
perkawinan. Seorang anak yang lahir dari wanita yang tidak memiliki suami atau
dari laki-laki yang bukan merupakan suami sahnya, maka anak tersebut dinamakan
sebagai anak luar kawin. Penelitian ini mengkaji tentang dasar pertimbangan hakim
pengadilan tinggi banten dalam penetapan ayah biologis dari anak hasil luar
perkawinan yang sah tanpa pembuktian tes genetik berdasarkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Dengan menggunakan metode penelitian yuridis normatif, maka
dapat disimpulkan Setiap anak yang dilahirkan di luar suatu ikatan perkawinan yang
sah adalah merupakan anak luar kawin. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu
dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi No 46/PUU-VIII/2010 telah
memberikan suatu gebrakan baru terhadap kedudukan atau status seorang anak luar
kawin yang akan memberikan suatu ketetapan hukum bahwa anak luar kawin akan
dapat mempunyai hubungan keperdataan dengan ayah biologisnya serta keluarga
ayah biologisnya tersebut, bukan hanya memiliki hubungan keperdataan dengan ibu
dan keluarga ibunya saja dan mempunyai hubungan waris dengan ayah biologisnya
jika dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat
bukti lain. Anak luar kawin yang diakui dan disahkan adalah benar-benar sebagai
ahli waris yang mempunyai hak seperti anak yang lahir dalam perkawinan yang
sah. Ditinjau secara hukum perdata telah ditentukan pembagian warisan
berdasarkan golongan-golongan ahli waris.
Kata Kunci : Anak Luar Kawin ; Pembuktian Tes DNA ; Hak Waris