EKSPLORASI DAN IDENTIFIKASI AGEN ANTAGONIS Trichoderma sp. PADA RHIZOSFER TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI KABUPATEN BENGKULU TENGAH

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan komoditas unggulan Indonesia sebagai
penghasil utama minyak nabati dunia. Namun, produktivitasnya mengalami penurunan akibat
serangan penyakit Busuk Pangkal Batang (BPB) yang disebabkan oleh Ganoderma
boninense. Patogen ini bersifat tular tanah dan mampu bertahan lama di lingkungan sehingga
sulit dikendalikan. Salah satu alternatif pengendalian ramah lingkungan adalah melalui
pemanfaatan agen hayati Trichoderma sp. yang dikenal memiliki sifat antagonistik terhadap
patogen tular tanah. Sebagai alternatif pengendalian yang ramah lingkungan, penelitian ini
berfokus pada pemanfaatan Trichoderma sp., yang dikenal memiliki kemampuan antagonistik
terhadap patogen. Penelitian dilakukan dengan cara mengisolasi jamur Trichoderma dari
tanah di sekitar akar kelapa sawit sehat di lima kecamatan berbeda. Isolat yang diperoleh
kemudian diidentifikasi secara konvensional melalui pengamatan morfologi makroskopis dan
mikroskopis, serta secara molekuler menggunakan PCR dengan primer ITS1 dan ITS4.
Selanjutnya, kelima isolat yang berhasil dikultur diuji secara in vitro terhadap G. boninense
menggunakan metode biakan ganda. Hasilnya menunjukkan bahwa empat dari lima isolat
Trichoderma sp. mampu menghambat pertumbuhan G. boninense secara signifikan, dengan
persentase penghambatan tertinggi mencapai 83,72%. Dua isolat, yang berasal dari
Kecamatan Taba Penanjung dan Bang Haji, berhasil menunjukkan hasil amplifikasi DNA
yang positif. Salah satu isolat terbaik dari Taba Penanjung kemudian diidentifikasi lebih lanjut
melalui analisis sequencing dan diketahui sebagai Trichoderma asperelloides dengan tingkat
kemiripan sebesar 99,8% terhadap spesies yang berasal dari China. Pohon filogenetik yang
disusun dari hasil sequencing menunjukkan bahwa isolat dari Kabupaten Bengkulu Tengah
memiliki kekerabatan evolusioner yang dekat dengan Trichoderma asperelloides dari luar
negeri, khususnya China meskipun berasal dari tanaman dan lingkungan yang berbeda.
Program Studi Proteksi Tanaman, Jurusan Perlindungan Tanaman, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu