KAJIAN KETERSEDIAAN KOMODITAS BERAS DI PROVINSI BENGKULU MENGGUNAKAN SISTEM DINAMIS

Beras merupakan biji-bijian yang dihasilkan dari tanaman padi. Beras adalah salah
satu komoditas pangan yang memiliki peran krusial dalam pemenuhan kebutuhan makanan
manusia di seluruh dunia. Pemantauan ketersediaan beras penting untuk mengidentifikasi
potensi kelangkaan beras dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi
masalah tersebut. Sistem ketersediaan beras bersifat dinamis dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti luas panen, luas tanam dan harga di tingkat petani.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan beras di Provinsi Bengkulu
dan menentukan kebijakan tambahan yang diperlukan. Penelitian ini menggunakan data dari
Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu dan berbagai literatur terkait. Penelitian ini diolah
dengan menggunakan metode sistem dinamis dengan bantuan software Vensim. Variabel
penyusun untuk membangun model ketersediaan di Provinsi Bengkulu antara lain, jumlah
penduduk, luas sawah, luas sawit, konsumsi beras, ketersediaan beras dan produksi beras.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketersediaan beras di Provinsi Bengkulu belum
mampu mencukupi konsumsi. Ketersediaan beras di Provinsi Bengkulu juga terus menurun.
Jika dibandingkan dengan ketersediaan beras, konsumsi beras cenderung lebih besar di
beberapa tahun awal, yang menandakan adanya potensi kekurangan ketersediaan. Proyeksi
menunjukkan bahwa ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah penduduk,
menurunnya produksi dan luas lahan sawah, serta tingginya konsumsi dapat menjadi
tantangan besar dalam menjaga ketahanan pangan, khususnya ketersediaan beras di Provinsi
Bengkulu dari tahun 2023 hingga 2045. peningkatan yang konsisten setiap tahunnya dengan
pola yang hampir seimbang. Tahun 2023 ketersediaan beras tercatat sebesar 165.000 ton,
sedikit lebih tinggi dibandingkan konsumsi beras yang mencapai 164.900 ton, menunjukkan
bahwa ketersediaan beras mampu memenuhi kebutuhan konsumsi. Peningkatan ini berlanjut
hingga tahun 2045, di mana ketersediaan beras diproyeksikan mencapai 170.152 ton, tetap
mempertahankan selisih tipis yang menunjukkan ketersediaan beras mengalami surplus.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh kebijakan peningkatan produktivitas pertanian dan
pengelolaan lahan yang efektif.
(Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas
Pertanian, Universitas Bengkulu)