Rahmawan, Ahmad and Musriyadi, Nabiu and Satria, Putra Utama (2024) PENGARUH SISTEM AGRIBISNIS TERHADAP KINERJA USAHATANI PADA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN BENGKULU SELATAN. Masters thesis, Universitas Bengkulu.
Tesis Ahmad Rahmawan Full_compressed - Ahmad Rahmawan.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Pengembangan produksi tanaman pangan merupakan sebuah usaha meningkatkan hasil
komoditi pertanian yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional serta
mewujudkan swasembada pangan. Salah satu upaya swasembada pangan yang terus dilakukan
yaitu swasembada terhadap komoditi jagung, hal ini dikarenakan jagung termasuk salah satu
serelia yang bernilai ekonomi dan termasuk salah satu sumber utama karbohidrat serta protein
(Purwanto, 2008). Komoditi jagung dapat diolah menjadi makanan pokok yang berada di
urutan kedua sesudah beras, jagung dapat diolah menjadi bahan baku industri, rumah tangga
hingga pakan ternak (Tomy J, 2013). Jenis jagung yang digunakan sebagai bahan pangan
adalah jagung non hibrida (bersari bebas), Jenis jagung yang digunakan untuk pakan ternak
adalah varietas jagung hibrida.
Varietas jagung hibrida adalah varietas unggul dari hasil pemuliaan tanaman jagung
dimana telah terjamin dapat menghasilkan produksi 15% lebih baik dibanding varietas non
hibrida (bersari bebas) (Setimela et al , 2006). Jagung hibrida terdiri dari beberapa varietas
yang memiliki kemampuan berproduksi tinggi dan terbukti lebih adaptif terhadap lingkungan,
penggunaan benih varietas unggul ini digunakan sebagai salah satu upaya untuk dapat
meningkatkan hasil produksi (Erawati, 2009).
Penggunaan jagung hibrida yang memiliki kemampuan produksi tinggi ternyata belum
mendapatkan hasil secara maksimal di Provinsi Bengkulu. Menurut Dinas Pertanian Provinsi
Bengkulu (2022) bahwa rata – rata produktivitas jagung hibrida provinsi Bengkulu telah
mencapai angka 6,38 ton/ha, dibandingkan dengan rata-rata produktivitas jagung hibrida secara
nasional yang mencapai 4,2 ton per hektar (BPS, 2010).
Daerah di provinsi Bengkulu yang telah melakukan usahatani jagung hibrida dan cukup
berhasil adalah kabupaten Bengkulu Selatan. Pada tahun 2022 luas panen jagung hibrida di
kabupaten Bengkulu Selatan mencapai 9.444 ha, dengan tingginya angka tersebut menjadikan
daerah ini sebagai penyumbang jagung hibrida terbesar untuk wilayah Provinsi Bengkulu
dengan angka mencapai 61.884 ton. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan
produktivitas hingga pendapatan petani yaitu dengan penerapan sistem agribisnis terhadap
kegiatan usahatani mulai dari hulu hingga hilir (Endang, 2008). Sistem agribisnis merupakan
sebuah kesatuan berdasarkan seluruh unsur yang saling terkait dan bekerja sama dengan
fungsinya masing – masing sehingga dapat menghasilkan keuntungan pada usahatani, unsur –
unsur dalam sistem agribisnis terdiri dari subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi,
usahatani, pengolahan, pemasaran dan subsistem penunjang. (Fathoni, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk 1) Menganalisis besarnya biaya produksi dan pendapatan
pada usahatani jagung hibrida di Kabupaten Bengkulu Selatan. 2) Menganalisis kinerja
subsistem pengadaan sarana produksi, usahatani, pengolahan, pemasaran serta subsistem
penunjang pada usahatani jagung hibrida di Kabupaten Bengkulu Selatan. 3) Menganalisis
pengaruh subsistem pengadaan sarana produksi, usahatani, pengolahan, pemasaran serta
subsistem penunjang terhadap kinerja ekonomi usahatani jagung hibrida di Kabupaten
Bengkulu Selatan. 4) Menganalisis pengaruh subsistem penunjang terhadap kinerja ekonomi
melalui subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi, pengolahan hasil dan pemasaran.
5) Menganalisis pengaruh subsistem penunjang terhadap kinerja ekonomi melalui subsistem
pengadaan sarana dan prasarana produksi, pengolahan hasil dan pemasaran, serta melalui
subsistem usahatani.
Untuk rata – rata besaran biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh petani jagung
hibrida adalah sebesar Rp6.024.017,6/ha dan rata – rata pendapatan yang dihasilkan adalah
Rp10.120.623,2/ha. Kategori kinerja yang didapatkan oleh subsistem pengadaan sarana dan
prasarana produksi adalah baik, kinerja subsistem usahatani adalah cukup, kinerja subsistem
pengolahan hasil adalah baik, kinerja subsistem pemasaran adalah baik, kinerja subsistem
penunjang adalah tidak baik, dan untuk kinerja sistem agribisnis secara keseluruhan adalah
cukup baik. Subsistem sarana dan prasarana produksi, usahatani, pengolahan hasil, pemasaran,
dan subsistem penunjang berpengaruh secara langsung terhadap kinerja usahatani. Subsistem
sarana prasarana produksi dan subsistem pemasaran berpengaruh terhadap kinerja usahatani
kecuali subsistem pengolahan hasil, setelah melalui variabel mediasi (subsistem usahatani).
Subsistem penunjang tidak berpengaruh terhadap kinerja usahatani, setelah melalui variabel
mediasi (Subsistem sarana dan prasarana produksi, pengolahan hasil dan pemasaran).
Subsistem penunjang berpengaruh terhadap kinerja usahatani ketika melewati subsistem
pemasaran dan subsistem usahatani, sedangkan untuk 2 alur subsistem lainnya tidak
berpengaruh.
Kata Kunci : Jagung Hibrida, kinerja ekonomi, sistem agribisnis, subsistem agribisnis.
| Item Type: | Thesis (Masters) |
|---|---|
| Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
| Divisions: | Postgraduate Program > Master of Agribusiness |
| Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
| Date Deposited: | 01 Oct 2025 03:31 |
| Last Modified: | 01 Oct 2025 08:08 |
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/26861 |

