KARAKTERISTIK FISIOLOFI 10 GALUR HASIL PERSILANGAN PADI RAWA LOKAL BENGKULU

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan penting bagi
manusia dan merupakan sumber karbohidrat utama penduduk dunia. Secara
nasional total produksi padi Indonesia tahun 2021 sekitar 54,42 juta ton GKG
(gabah kering giling), atau menurun sebesar 233,91 ribu ton (0,43 persen)
dibandingkan tahun 2020. Hal ini disebabkan karena terjadinya penurunan luas
panen sebesar 245,47 ribu hektar atau sekitar 2,30 persen. Sementara kebutuhan
beras masyarakat Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya laju pertumbuhan penduduk. Laju pertumbuhan penduduk
Indonesia sebesar 1,19% per tahun dengan jumlah penduduk saat ini sebesar 269
juta jiwa. Selain itu, konsumsi masyarakat terhadap beras juga cukup tinggi yaitu
sebesar 111,58 kg/kapita/tahun. Sementara ketersediaan lahan sawah optimal
cenderung berkurang. Penurunan luas panen akibat dari alih fungsi lahan pangan
menjadi lahan non pangan pangan bahkan lahan non pertanian perlu menjadi
perhatian yang serius, yakni mengganti dengan lahan sawah baru dengan
mengoptimalisasi pemanfaatan lahan-lahan sub optimal yang relatif masih
tersedia diantaranya lahan rawa yang dapat dijadikan sebagai alternatif pilihan.
Lahan rawa juga memiliki beberapa faktor pembatas fisik, kimia dan biologi.
Berdasarkan faktor-faktor pembatas yang ada pada lahan rawa dibutuhkan strategi
untuk memanfaatkannya antara lain dengan menggunakan varietas tanaman padi
yang mampu beradaptasi dengan baik pada lingkungan tersebut. Disamping
mampu beradaptasi baik dan juga memiliki potensi hasil yang tinggi. Saat ini
terdapat sepuluh galur padi rawa yang memiliki adaptasi baik dengan potensi hasil
yang tinggi, selain informasi adapatasi dan potensi hasilnya perlu dilengkapi
dengan informasi karakteristik fisiologinya guna dapat memberikan gambaran
yang lengkap terhadap ke sepuluh galur tersebut.
Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu pada bulan Februari 2024 sampai September 2024. Lahan berupa lahan
rawa lebak dangkal. Bahan tanam yang digunakan : benih 10 galur hasil
persilangan padi rawa lokal Bengkulu, yaitu UBPR 1, UBPR 2, UBPR 3, UBPR
4, UBPR 6, UBPR 7, UBPR 8, UBPR 9, UBPR 10, dan UBPR 11. Penelitian
menggunkan rancangan acak kelompok lengkap faktor tunggal. Analisis varian
menggunakan uji F taraf 5% dengan uji lanjut Scott Knott.
Sacara umum hasil penelitian analisis tumbuh menunjukkan hasil yang
beragam pada setiap galur-galur yang dievaluasi. Bobot daun spesifik
menunjukkan hasil yang beragam pada 4 mst dan 5 mst. Laju asimilasi bersih
menunjukkan hasil yang beragam pada 3 mst dan 6 mst. Laju pertumbuhan
tanaman menunjukkan hasil yang beragam pada 3 mst, 4 mst dan 5 mst. Laju
pertumbuhan nisbih/relative menunjukkan hasil yang beragam pada 3 mst.
Sementara indeks luas daun menunjukkan hasil yang beragam pada 5 mst dan 6
mst. Biomassa tanaman menunjukkan hasil tertinggi pada galur UBPR 4, UBPR 7
dan UBPR 9 (4,33 g-5,17 g). Serapan hara N terbesar pada galur UBPR 11 (13,71
g/rumpun), serapan hara P terbesar pada galur UBPR 4 (3,29 g/rumpun) dan
serapan hara K terbesar pada galur UBPR 7 (5,29 g/rumpun). Pada uji korelasi
terdapat hubungan korelasi positif antara biomassa tanaman dengan bobot daun
vi
spesifik, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan tanaman, laju pertumbuhan
nisbih/relatif dan indeks luas daun. Serapan hara N, P, dan K berkorelasi positif
terhadap bobot daun spesifik, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan tanaman dan
biomassa tanaman.