SEKTOR UNGGULAN DI TIGA KABUPATEN DENGAN PDRB TERENDAH DI PROVINSI BENGKULU

Provinsi Bengkulu sebagai daerah yang pernah menjadi basis perdagangan pada masa
kolonial Inggris, justeru saat sekarang ini menjadi provinsi dengan PDRB terendah ke lima
nasional. Kondisi ini mengindikasikan masih kurangnya pengembangan ekonomi di Provinsi
Bengkulu. Pengoptimalan peran tiap sektor ekonomi harus dilakukan mulai dari tingkatan
daerah terkecilnya, karena potensi tiap daerah dapat berbeda sesuai dengan ketersediaan
sumber daya alam, sumber daya manusia, kondisi sosial budaya, dan berbagai faktor penentu
lainnya. Sehingga perlu diketahui sektor ekonomi yang menjadi unggulan pada tiap kabupaten.
Penentuan sektor unggulan dilakukan dengan melakukan perhitungan yang
memanfaatkan data PDRB atas harga konstan pada 17 sektor ekonomi. Daerah yang
dianalisis adalah tiga kabupaten dengan PDRB terendah di Provinsi Bengkulu dan kabupaten
induk sebelum dilakukan pemekaran sebagai perbandingan pada sektor yang menjadi
unggulan. Data tersebut dianalisis menggunakan perhitungan Static Location Quotient (SLQ),
Dynamic Location Quotient (DLQ), Shift Sahare, Tipologi Klassen, dan Model Rasio
Pertumbuhan (MRP).
Hasil perhitungan dan analisis menunjukkan sektor yang menjadi unggulan cukup
bervariasi. Namun kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB masih menjadi yang tertinggi
di tiga kabupaten dengan PDRB terendah di Provinsi Bengkulu. Pada kabupaten induk, sektor
perdagangan dan reparasi memiliki peran penting dalam memperkecil kesenjangan kontrbusi
ekonomi yang didominasi oleh sektor pertanian pada daerah dengan tingkat perekonomian
yang berada di bawahnya.
Kata Kunci: Sektor Unggulan, SLQ dan DLQ, Shift Share, MRP, Tipologi Klassen
(Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu, 2024)