Sulaiman, Nanda Vikky and Nola, Windirah and Netta, Agustin (2024) FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI DALAM MENOLAK MENERAPKAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN KARET KE SAWIT (Studi Kasus di Desa Air Petai Kecamatan Putri Hijau Kab Bengkulu Utara). Other thesis, Universitas Bengkulu.
Skripsi Nanda Vikky Sulaiman E1D017170 FIX (1) - Mai Zeros.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (2MB)
Abstract
Petani Desa Air Petai yang memilih untuk mempertahankan tanaman karet dan menolak
alih fungsi lahan ke perkebunan kelapa sawit memiliki latar belakang yang dipengaruhi oleh
sejumlah pertimbangan. Pertama, tradisi dan pengalaman memainkan peran penting, dengan
banyak petani yang telah lama menggarap kebun karet dan mewariskan pengetahuan budidaya
dari generasi ke generasi. Kedua, karet menawarkan stabilitas ekonomi jangka panjang karena
memiliki siklus produksi yang lebih konsisten dan umur panen yang lebih lama daripada sawit.
Selain itu, pasar karet yang telah mapan menambah keyakinan petani terhadap permintaan yang
stabil. Ketiga, ada juga kesadaran lingkungan yang semakin meningkat, dengan kekhawatiran
terhadap dampak lingkungan negatif yang terkait dengan perkebunan sawit, seperti deforestasi
dan dampak terhadap satwa liar. Terakhir, aspek sosial dan budaya juga memainkan peran,
karena perubahan jenis tanaman dapat memengaruhi dinamika sosial dan identitas masyarakat
setempat. Semua faktor ini membentuk latar belakang kompleks yang memotivasi petani untuk
mempertahankan karet sebagai tanaman utama mereka dan menolak alih fungsi lahan ke kelapa
sawit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) Menganalisis faktor pendorong petani dari
aspek ekonomi dalam mempertahankan usahatani karet menjadi usahatani sawit. 2)
Menganalisis faktor pendorong petani dari aspek sosial dalam mempertahankan usahatani karet
menjadi usahatani sawit. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) di Desa Air Petai,
Kabupaten Bengkulu Utara, dengan pertimbangan bahwa di desa tersebut terjadi perubahan
fungsi lahan dari budidaya karet menjadi perkebunan sawit, namun sejumlah petani memilih
untuk tetap beralih ke tanaman karet dari pada sawit. Metode penelitian yang diterapkan dalam
studi ini adalah Sensus, yaitu memilih petani yang memiliki lahan karet dan mengetahui tentang
alih fungsi lahan ke sawit karena pemilihan sampel dalam penelitian. Dalam hal ini ada 32
petani yang masih mempertahankan karetnya dari alih fungsi ke tanaman sawit. Penelitian ini
menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan persentase. Analisis statistik deskriptif
bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang diperoleh dari kuesioner,
sehingga dapat memahami karakteristik responden serta distribusi jawaban mereka terhadap
pertanyaan yang diajukan. Aspek ekonomi dalam keputusan petani untuk mempertahankan
budidaya karet dipengaruhi oleh faktor biaya perawatan lahan, hama dan penyakit, serta faktor
pola penggunaan lahan. Mayoritas petani enggan mengeluarkan biaya tambahan untuk
perawatan lahan, sehingga mereka memilih solusi yang lebih sederhana dan murah.
Dibandingkan dengan sawit yang memerlukan teknologi, input, dan perawatan intensif, karet
lebih mudah dan ekonomis dalam hal pemeliharaan. Pola penggunaan lahan juga dianggap
penting oleh mayoritas petani, menunjukkan bahwa mereka menghargai tata cara pengelolaan
lahan karet yang telah mereka jalankan. Meskipun sawit bisa memberikan keuntungan ekonomi
lebih tinggi, kompleksitas pengelolaannya dan investasi awal yang besar menjadi hambatan.
Dengan demikian, efisiensi biaya perawatan dan pemahaman yang baik tentang pola
penggunaan lahan menjadi faktor utama yang mendorong petani di Desa Air Petai untuk tetap
mempertahankan budidaya karet. Faktor-faktor Sosial yang dipertimbangkan petani untuk
mempertahankan usahatani karet dibandingkan dengan beralih ke sawit meliputi efisiensi dalam
penanganan panen dan pasca panen, di mana mayoritas petani menilai cukup efisien dan efisien.
Faktor budaya juga memiliki peran signifikan, dengan mayoritas petani menilai faktor ini cukup
penting. Semangat untuk berkemajuan juga menjadi pertimbangan utama dengan banyak petani
menilai semangat mereka cukup tinggi. Selain itu, pemenuhan kebutuhan sekunder yang
memadai dalam sistem karet saat ini membuat petani menilai cukup baik, dan sebagian menilai
baik, memberikan kenyamanan dan stabilitas dalam menjalankan usahatani karet.
Kata Kunci: petani, alih fungsi, karet dan kelapa sawit.
(Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Bengkulu).
| Item Type: | Thesis (Other) |
|---|---|
| Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
| Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Agribusiness |
| Depositing User: | Sugiarti, S.IPust |
| Date Deposited: | 03 Oct 2025 08:14 |
| Last Modified: | 03 Oct 2025 08:14 |
| URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/27363 |

