ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH BERDASARKAN KETINGGIAN LAHAN YANG BERBEDA DI PROVINSI BENGKULU

Tanaman padi di Provinsi Bengkulu tersebar dari berbagai daerah. Pada Provinsi
Bengkulu terdapat dua centra padi yaitu Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten
Lebong.Meskipun kedua daerah tersebut sama-sama menyumbang jumlah produksi yang
banyak tetapi secara garis besar memiliki beberapa perbedaan mendasar diantaranya yaitu
mengenai perbedaan lokasi dan tingkat ketinggiannya. Kabupaten Lebong memiliki tingkat
ketinggian lokasi dengan ketinggian 500 - 1000 mdpl dan Kabupaten Bengkulu Selatan
dengan ketinggian 25 -500 mdpl.
Adapun tujuan dari penelitian:a)Menganalisis faktor-faktor produksi yang
berpengaruh terhadap produksi padi sawah berdasarkan lokasi yang berbeda, b)
Menganalisis pendapatan usahatani padi sawah yang diperoleh pada lokasi yang berbeda
dengan menggunakan analisis penerimaan dan pendapatan untuk melihat dan mengetahui
seberapa signifikan perbedaan jumlah pendapatan yang diterima oleh petani yang berada
di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Lebong.
Penelitian ini dilakukan pada Kabupaten Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan
yang sekaligus mewakili daerah dataran tinggi dan dataran rendah dengan lokasi penelitian
dengan metode multi stages cluster sampling sehingga dipilih desa Babatan Ilir, Babatan
Ulu, dan Darat Sawah pada Kabupaten Bengkulu Selatan serta Desa Sukau Rajo, Desa
Sukau Mergo, dan Desa Garut pada Kabupaten Lebong yang akan mewakili sebagai hasil
pengamatan survey lapangan yang telah peneliti lakukan.Adapun jumlah sampel yang
diteliti sebanyak 48 sampel dataran tinggi dan 58 sampel dataran rendah. Alat analisis yang
digunakan yaitu analisis faktor produksi Cobb-Douglass untuk menganalisa faktor-faktor
produksi padi sawah dan analisis pendapatan untuk menghitung besarnya pendapatan yang
diterima petani pada Kabupaten Lebong dan Kabupaten Bengkulu Selatan.
Hasil penelitian yaitu faktor produksi yang mempengaruhi produksi secara positif
usahatani padi pada dataran tinggi adalah luas lahan dan urea dengan nilai dan faktor
produksi yang tidak berpengaruh adalah benih dan clensect.Faktor produksi yang
mempengaruhi produksi secara postif usahatani padi pada dataran rendah antara lain luas
lahan dan urea sedangkan faktor produksi benih dan clensect tidak berpengaruh signifikan
terhadap produksi padi. Pendapatan dari usahatani padi pada dataran tinggi lebih tinggi dari
dataran rendah dengan memiliki selisih sebesar Rp2.440.381 UT/MT dan Rp 1.869.223
Ha/MT.
Kata kunci: Faktor Produksi, Pendapatan, Dataran Rendah, Dataran Tinggi, Petani
padi
(Program Studi Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu)