KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT SANGGUL DI DESA LUBUK RESAM KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU

MARIGO, RAMLI ASARI HUSEN and Wahyudi, Arianto and Hery, Suhartoyo (2024) KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG BUKIT SANGGUL DI DESA LUBUK RESAM KABUPATEN SELUMA PROVINSI BENGKULU. Other thesis, Universitas Bengkulu.

[thumbnail of Thesis] Archive (Thesis)
RAMLI A. HUSEIN MARIGO SKRIPSI - Ramli Asari.pdf - Bibliography
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).

Download (2MB)

Abstract

Indonesia memiliki beragam spesies burung yang luar biasa, menjadikan burung
sebagai salah satu kelompok hewan paling beragam di negara ini. Menurut data dari Burung
Indonesia, Indonesia diproyeksikan memiliki total 1.826 spesies burung pada tahun 2023.
Dari jumlah tersebut, 32 spesies diklasifikasikan sebagai kritis, 49 sebagai terancam punah,
91 sebagai rentan, 239 sebagai hampir terancam punah, 1.393 sebagai berisiko rendah, dan
12 sebagai data yang kurang dalam hal status konservasi. Indonesia memiliki kelimpahan
spesies burung yang melimpah, menjadikannya negara paling beragam keempat dalam hal
keanekaragaman hayati burung secara global (Kurniawan, Prayogo, dan Herawatiningsih
2019). Indonesia menampung sekitar 17% spesies burung dunia. Burung adalah makhluk liar
yang menghuni beberapa habitat, termasuk pantai, rawa, gunung, dan dataran rendah.
Kehadiran dan keragaman spesies burung di lokasi tertentu dapat menjadi indikator kondisi
lingkungan yang berlaku di daerah tersebut. Burung merupakan salah satu indikator
kesesuaian habitat untuk mendukung kehidupan karena hubungan timbal balik dan saling
bergantung dengan ekosistem (Fikriyanti et al., 2018). Burung memegang peranan penting
dalam berfungsinya ekosistem, khususnya di lingkungan hutan. Burung memiliki dampak
yang signifikan dalam memfasilitasi regenerasi alami hutan dengan berperan sebagai agen
penyebaran biji, penyerbukan bunga, dan pengendalian hama (Sukandar, Winarsih, dan
Wijayanti 2016). Keberadaan spesies burung di hutan bergantung pada kapasitas mereka
untuk beraklimatisasi terhadap kondisi iklim yang berlaku sebagai sumber makanan, sebagai
habitat yang bebas dari gangguan, dan melalui interaksi dengan fauna lain yang saling
memengaruhi, sehingga menghasilkan ekosistem yang rumit. Penelitian ini dilakukan di
kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul, yaitu di Desa Lubuk Resam, Kabupaten Seluma.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2024 di kawasan Hutan
Lindung Bukit Sanggul, Desa Lubuk Resam, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen dan bahan yaitu GPS Garmin 64 s, kamera
digital merk Sony dan Tele, binokuler, kompas, tally sheet, buku panduan lapangan, laptop
dan alat tulis. Hasil penelitian tentang keanekaragaman jenis burung di Hutan Lindung Bukit
Sanggul menunjukkan bahwa hutan primer memiliki populasi jenis burung yang lebih
banyak dibandingkan dengan hutan belukar dan perkebunan kopi. Burung kingfisher kerah
biru (Alcedo euryzona) tergolong Kritis, yang berarti memiliki risiko kepunahan yang tinggi.
Burung cica daun besar (Chloropsis sonnerati) tergolong Terancam, yang berarti memiliki
ancaman kepunahan yang signifikan. Elang bronco (Nisaetus cirrhatus) dan elang ular bido
(Spilornis cheela) tercantum dalam Lampiran II kategori CITES, yang berarti keduanya
tunduk pada peraturan perdagangan internasional. Spesies-spesies tersebut dilindungi
berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018, yang secara khusus membahas tentang
perlindungan spesies tumbuhan dan satwa. Kawasan Hutan Bukit Sanggul sebagian besar
dihuni oleh kelompok burung pemakan serangga, yang mendominasi kelompok burung
pemakan makanan di kawasan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
peneliti mengusulkan perlunya penelitian lebih lanjut mengenai keanekaragaman spesies
burung di setiap habitat dalam Kawasan Hutan Lindung Bukit Sanggul. Hal ini akan
menjamin ketersediaan data dan informasi mengenai keberadaan spesies burung. Lokasi
pengamatan yang cukup jauh menimbulkan kendala dalam hal aksesibilitas. Keterbatasan
peralatan menjadi kendala dalam pengambilan foto di lapangan. Untuk mengetahui spesies
yang ada pada hutan heterogen yang tidak teramati, perlu disertakan waktu pengamatan dan
jumlah lokasi penghitungan.
(Program Studi Kehutanan, Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Faculty of Agriculture > Department of Forestry
Depositing User: Sugiarti, S.IPust
Date Deposited: 06 Oct 2025 01:39
Last Modified: 06 Oct 2025 01:39
URI: https://repository.unib.ac.id/id/eprint/27464

Actions (login required)

View Item
View Item
Slot Gacor Mantap Hari Ini Maxwin 2025 slot gacor Slot Gacor Thailand Rekomendasi Slot Gacor Slot Pulsa Link Slot Gacor