PENERAPAN HUKUM PERKAWINAN ADAT SUKU SEMENDE DALAM PROSESI NAIK RASAN TERHADAP PERKAWINAN ANTAR SUKU DI KABUPATEN KAUR

Penelitian ini mengkaji penerapan hukum perkawinan adat Suku Semende,
khususnya prosesi naik rasan (lamaran), dalam konteks perkawinan antar suku di
Kabupaten Kaur. Prosesi naik rasan merupakan bagian penting dalam adat
perkawinan Semende yang memuat syarat-syarat tertentu, terutama jika kedua
mempelai berasal dari Suku Semende. Namun, dalam perkawinan antar suku,
proses ini sering mengalami penyesuaian atau pengecualian. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui
wawancara, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
prosesi naik rasan dalam perkawinan antar suku sering disederhanakan atau
diubah, dengan mempertimbangkan negosiasi antarkeluarga, perbedaan budaya,
serta kesepakatan bersama. Penyesuaian ini mencerminkan upaya masyarakat
dalam mempertahankan identitas budaya sekaligus menyesuaikan diri dengan
perubahan sosial. Meskipun beberapa unsur tradisional mengalami perubahan,
nilai-nilai inti seperti penghormatan, musyawarah, dan hubungan kekeluargaan
tetap dijaga. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih luas
mengenai dinamika hukum adat dalam masyarakat multikultural, serta
menunjukkan bagaimana tradisi dapat bertahan melalui proses adaptasi.
Kata Kunci: hukum adat, naik rasan, perkawinan antar suku, Semende,
Kabupaten Kaur