PENENTUAN WALI NIKAH BAGI ANAK YANG LAHIR AKIBAT PERZINAHAN OLEH PEGAWAI PENCATATAN NIKAH DI KUA KECAMATAN KEPAHIANG

Dalam hukum Islam, keberadaan wali nikah adalah rukun dalam pernikahan bagi
mempelai perempuan. Namun, permasalahan timbul ketika anak perempuan yang
akan dinikahkan merupakan hasil hubungan di luar nikah, sehingga tidak
memiliki hubungan nasab dengan ayah biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penentuan wali nikah bagi anak perempuan yang lahir akibat
perzinahan di KUA Kecamatan Kepahiang serta tinjauan hukum Islam terhadap
praktik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan hukum empiris dengan
metode kualitatif sosiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan wali
nikah bagi anak yang lahir akibar perzinahan di KUA Kecamatan Kepahiang
dilakukan oleh wali hakim dengan menujuk kepala KUA sendiri ataupun
penghulu yang ditunjuk sebagai wali pengganti karena ayah biologisnya tidak
memiliki hubungan nasab, sesuai dengan ketentuan Kompilasi Hukum Islam Pasal
100 dan pendapat mayoritas ulama. Penetapan wali dilakukan oleh wali hakim
setelah melalui pemeriksaan status nasab anak. Dalam Hukum Islam secara tegas
menetapkan bahwa anak hasil zina hanya memiliki hubungan nasab dengan
ibunya, sehingga perwalian nikah dilakukan oleh wali hakim sebagai solusi
perlindungan hukum dan untuk menjaga sahnya pernikahan. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman masyarakat dan
aparat KUA dalam menyikapi kasus serupa.
Kata Kunci: wali nikah, anak hasil zina, hukum Islam.