“Kontra-Diskursus Politik Identitas Ormas pada Masa Kampanye Pilpres 2024 di Media Online suaramuhammadiyah.id dan NU Online”

Kebangkitan kelompok muslim di Indonesia dimulai dengan
pascareformasi 1998. Kebangkitan kelompok muslim ini, yang terjadi setelah Orde Baru, menjadi titik awal kebangkitan perpolitikan Indonesia. Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) menjadi organisasi massa Islam yang memiliki potensi
elektoral. Diskursus politik identitas Ormas pada masa kampanye di Pilpres 2024 yang ditampilkan oleh media-media yang tidak sesuai dengan sikap organisasi harus dilawan dengan kontra-diskursus politik identitas Ormas di saluran yang sama yaitu media online. Tujuan dari penelitian ini untuk menunjukkan bagaimana bentuk-bentuk kontra-diskursus, pemaknaan, dan penerimaan Audiens (decoding)
terkait politik identitas Ormas selama masa kampanye Pilpres 2024 di media online suaramuhammadiyah.id dan NU Online. Studi ini menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough, yang membagi analisisnya pada tiga dimensi:
teks; praktik diskursus; dan sosiokultural, penelitian juga akan menggunakan analisis resepsi Audiens Stuart Hall, untuk mengetahui hubungan antara khalayak dengan pembuat teks dan bagaimana khalayak memaknai dan menerima teks media. Penelitian ini menunjukkan bahwa kedua Ormas Muhammadiyah dan NU melalui media resminya, media online suaramuhammadiyah.id dan NU Online, membentuk pemberitaan kontra-diskursus netralitas, harmonis, dan sikap normatif
organisasi dalam menyikapi politik identitas Ormas pada masa kampanye Pilpres 2024. Namun audiens dalam pemaknaan serta penerimaan pesan yang disampaikan oleh kedua media online suaramuhammadiyah.id dan NU Online, menunjukkan
adanya pemaknaan yang berbeda dengan apa yang disodorkan oleh pembuat pesan.
Kata Kunci: Kontra-Diskursus; Politik Identitas; Media Online;
suaramuhammadiyah.id; NU Online