Yulianti, Poppy and Urip , Santoso and Kususiyah, Kususiyah (2009) PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN KATUK (Sauropus androgynus) PADA SUHU EKSTRAKSI YANG BERBEDA SEBAGAI PENGGANTI FEED ADDITIVE KOMERSIAL TERHADAP KUALITAS KARKAS BROILER. ['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined] thesis, Fakultas Pertanian UNIB.
![Poppy Yulianti Ok.pdf [thumbnail of Poppy Yulianti Ok.pdf]](https://repository.unib.ac.id/style/images/fileicons/text.png)
Poppy Yulianti Ok.pdf - Bibliography
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons GNU GPL (Software).
Download (1MB)
Abstract
Konsumen membutuhkan daging dengan kualitas karkas yang baik, baik itu warna,
keempukan dan tekstur, aroma termasuk bau dan cita rasanya. Salah satu cara untuk
memperbaiki kualitas karkas tersebut di atas adalah dengan menambahkan feed additive
komersial (FAK) dalam ransum broiler. Feed additive komersial yang digunakan dewasa
ini mengandung antibiotika dan senyawa sintetik, serta tidak mengandung senyawa-
senyawa yang mampu meningkatkan warna karkas dan rasa serta menurunkan bau amis
karkas. Salah satu feed additive alami yang berpotensi untuk menggantikan feed additive
komersial adalah daun katuk. Ekstraksi dengan air panas (900C) menghasilkan rendemen
yang tinggi namun beberapa senyawa penting mengalami kerusakan. Oleh sebab itu,
perlu dicari metode ekstraksi daun katuk (EDK) dengan suhu di bawah 900C yang
kemudian digunakan untuk menggantikan feed additive komersial.
Penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh
pemberian ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus) pada suhu ekstraksi yang berbeda
sebagai pengganti feed additive komersial. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 25
Mei-07 Juli 2008 yang bertempat di Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 72 ekor ayam broiler.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 6 perlakuan dan 3 kelompok ulangan, setiap ulangan menggunakan 4
ekor broiler. Data berat karkas, persentase karkas, warna daging, warna karkas, jumlah
spot-spot pada daging dada serta susut masak, diuji secara statistik menggunakan
analisis ragam. Bila sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata maka dilakukan uji
lanjut dengan Duncans Multiple Range Test (DMRT). Untuk mengetahui pengaruh
ekstrak daun katuk terhadap bau dan rasa daging menggunakan Skoring Different Test
dan dibahas secara deskriptif. Perlakuan yang diberikan adalah P0: Pakan yang
mengandung FAK sebanyak 5 g/kg pakan. P1: Pakan mengandung 2,5 g FAK/kg pakan
plus 2,5 g EDK yang diekstrak pada suhu 90oC/kg pakan. P2: Pakan mengandung 5 g
EDK yang diekstrak pada suhu 5oC/kg pakan. P3: Pakan mengandung 5 g EDK yang
diekstrak pada suhu 30oC/kg pakan. P4: Pakan mengandung 5 g EDK yang diekstrak
pada suhu 60oC/kg pakan. P5: Pakan mengandung 5 g EDK yang diekstrak pada suhu
90oC/kg pakan. Variabel yang diamati meliputi berat karkas dan persentase karkas,
warna daging, warna karkas, bau dan rasa daging, jumlah spot-spot pada daging dada,
serta susut masak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun katuk pada suhu
ekstraksi yang berbeda dapat meningkatkan berat karkas ayam broiler, namun tidak
dapat meningkatkan persentase karkas, warna daging, warna karkas, rasa dan susut
masak, serta tidak dapat menurunkan bau amis daging, bahkan dapat menimbulkan spot-
spot pada daging dada ayam broiler dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan
kontrol.
Disimpulkan bahwa metode ekstraksi 90oC memiliki nilai yang lebih unggul dalam
meningkatkan persentase karkas, uji rasa dan menurunkan bau daging, serta memiliki
nilai susut masak yang terendah. Akan tetapi tidak unggul dalam meningkatkan berat
karkas, warna daging dan warna karkas, dan memiliki rataan terbesar dalam jumlah
spot-spot daging pada dada. Dalam meningkatkan berat karkas metode ekstraksi 5oC
lebih unggul dibandingkan dengan metode ekstraksi 90oC, untuk warna daging metode
ekstraksi 30oC
lebih unggul dibandingkan dengan metode ekstraksi 90oC, metode
ekstraksi 60oC lebih unggul dalam warna karkas dan memilki jumlah spot-spot paling
sedikit bila dibandingkan dengan metode ekstraksi 90oC.
Item Type: | Thesis (['eprint_fieldopt_thesis_type_ut' not defined]) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Faculty of Agriculture > Department of Animal Science |
Depositing User: | 014 Abd. Rachman Rangkuti |
Date Deposited: | 02 Dec 2013 13:00 |
Last Modified: | 02 Dec 2013 13:00 |
URI: | https://repository.unib.ac.id/id/eprint/2765 |