RESPON JAGUNG MANIS TERHADAP PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN DASAR Ageratum conyzoides L. DAN Tithonia diversifolia YANG DIPRODUKSI SECARA ORGANIK

Jagung manis merupakan salah satu komoditas penting dalam sektor pertanian, namun
penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menyebabkan degradasi tanah dan
pencemaran lingkungan. Gulma paitan (Ageratum conyzoides L.) dan babandotan
(Tithonia diversifolia) yang diketahui memiliki kandungan hara merupakan sumber bahan
organik potensial sebagai pupuk organik. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang
ada secara optimal dan berkelanjutan, diharapkan penelitian ini dapat memberikan solusi
alternatif yang ramah lingkungan dalam meningkatkan hasil produksi jagung manis.
Penelitian bertujuan untuk menentukan konsentrasi pupuk organik cair terbaik bagi
pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis yang dibudidayakan secara organik.
Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juni 2021 di desa Kali Padang
Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu pada ketinggian
tempat >1000 mdpl. Lahan yang digunakan merupakan lahan organik dalam 11 tahun
terakhir (2009 -2020). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap
(RAKL) dengan faktor tunggal yaitu konsentrasi POC yang berbahan dasar gulma paitan
dan babandotan yang terdiri atas: P1 = 0 (kontrol), P2 = 25%, P3 = 50%, P4 =
75%, P5 = 100% (tanpa pengenceran). Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga
diperoleh 15 satuan percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 20 tanaman dengan 5
sampel pada setiap unitnya, sehingga terdapat 75 sampel. Ukuran petak percobaan adalah
5m x 1m (p x l). Setiap tanaman mendapatkan 1400 mL POC selama pertumbuhannya
yang dibagi dalam 7 kali waktu aplikasi.
Hasil penelitian menunjukan pemberian POC berbahan dasar gulma Tithonia
diversifolia dan Ageratum conyzoides meskipun tidak berpengaruh terhadap tinggi
tanaman dan jumlah daun namun dapat meningkatkan hasil tanaman jagung manis. Pupuk
organik cair pada konsentrasi 25% dapat meningkatkan bobot dan diameter tongkol
berkelobot jagung manis yang dibudidayakan secara organik. Perbedaan konsentrasi POC
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis.
Dengan demikian POC pada konsentrasi 25% dapat digunakan untuk meningkatkan
hasil jagung manis yang dibudidayakan secara organik. Hal ini dapat memberikan
keuntungan ekonomi bagi petani karena mereka dapat menggunakan konsentrasi yang
lebih rendah tanpa mengurangi hasil panen. Dengan demikian, penelitian ini mendukung
penggunaan POC berbasis gulma sebagai alternatif pupuk yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan dalam budidaya jagung manis.
(Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu).