PENGARUH KOMBINASI PGPR (PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA) DENGAN DOSIS PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH

Produksi kacang tanah di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 2018 sampai
tahun 2022. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor salah satunya penurunan luas areal
panen dan cara budidaya yang kurang tepat. Untuk meningkatkan produksi kacang tanah
dapat dilakukan dengan meningkatkan luas areal tanam dan memperbaiki cara budidaya.
Salah satu upaya untuk memperbaiki cara budidaya kacang tanah yaitu memperhatikan
kandungan usur hara yang dibutuhkan tanaman dengan pemberian pupuk N (Urea) dan
mengkombinasikan dengan pupuk hayati PGPR.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kombinasi terbaik antara konsentrasi
PGPR dan dosis pupuk N (Urea), menentukan Konsentrasi PGPR dan dosis pupuk N
(Urea) yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Rancangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktorial.
Faktor pertama yaitu konsentrasi PGPR: L0 : 0 ml/L (Kontrol), L1 : 10 ml/L (1% v/v), L2
: 20 ml/L (2% v/v). Faktor kedua yaitu dosis pupuk Urea: P1 : P1 : 100 kg/ha (DR), P2: 75
kg/ha (¾ DR), P3: 50 kg/ha (½ DR) dan P4: 25 (¼ DR) serta SP-36 dan KCl sebagai
pupuk dasar. Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data pengamatan
dianalisis secara statistik menggunakan analisis varian (ANAVA) taraf 5% dan diuji lanjut
dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT).
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada interaksi antara konsentrasi PGPR dan
dosis pupuk N (Urea) terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Konsentrasi PGPR
10 ml/L berpengaruh nyata pada jumlah polong hampa pertanaman namun meningkatkan
bobot polong bernas pertanaman dan dan konsentrasi PGPR 20 ml/L meningkatkan
jumlah N tanah dan serapan N daun kacang tanah. Pemberian dosis pupuk N (Urea) tidak
berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Namun
pemberian pupuk N (Urea) pada perlakuan P1 (1 x DR) meningkatkan jumlah polong
bernas dan mengurangi jumlah polong hampa pertanaman, sedangkan pada perlakuan P3
(½ x DR) meningkatkan tinggi tanaman, kehijauan daun, bobot polong bernas pertanaman
dan bobot biomassa kering.
(Program studi Agroekoteknologi, Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Bengkulu, 2024)