IMPLEMENTASI PERUBAHAN POSISI PADA IKTERUS NEONATORUM DI RUANG NICU RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU

Hiperbilirubinemia merupakan penyebab nomor 5 kematian bayi dengan
prevalensi sebesar 5,6%. Data terbaru pada tahun 2023 kasus hiperbilirubinemia
di RSUD M.Yunus Bengkulu menyentuh angka 17 kejadian yang terdiri atas 14
laki-laki dan 3 perempuan. Hiperbilirubinemia merupakan kondisi adanya
peningkatan kadar bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang
menyebabkan kulit, sklera, dan jaringan lain akan menguning. Salah satu
intervensi pada kasus hiperbilirubin adalah perubahan posisi. Perubahan posisi
merupakan tindakan mengubah posisi pasien yang menjalani fototerapi guna
membatu proses pemecahan bilirubin dalam hati. Perubahan posisi dilakukan
setiap 2 hingga 3 jam antara supine dan prone. Tujuan penelitian untuk
menerapkan implementasi perubahan posisi pada pasien yang dilakukan
fototerapi. Desain penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan anamnesa, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan diagnostik.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kedua pasien hiperbilirubinemia dengan
diagnosa ikterik neonatus berhubungan dengan usia kurang dari 7 hari ditandai
dengan sklera tampak ikterik, kulit ikterik dari kepala hingga tungkai yang
dilakukan perubahan posisi saat fototerapi setiap 2 jam selama 48 jam. Hasil
evaluasi didapatkan sklera ikterik menurun, kulit ikterik menurun dan bilirubin
total pada pasien 1 dari 13.9 mg/dl menjadi 8.3 mg/dl, sedangkan pasien 2 dari
15.8 mg/dl menjadi 10.6 mg/dl. Perubahan posisi setiap 2-3 jam disarankan untuk
diterapkan sebagai salah satu tindakan terapeutik keperawatan.
Kata Kunci: Hiperbilirubinemia, Ikterus, Perubahan Posisi